Aku tinggal di kompleks perumahan BTN di Solo. Menjadi seorang janda menjadikanku sering merasa sendirian dan banyak melamun membayangkan kehangatan pelukan laki-laki seperti saat aku masih menikah dulu. Saat-saat seperti itulah yang membuat libidoku naik. Dan apabila aku nggak mampu menahan gairah seksualku, aku melakukan masturbasi membayangkan dientot oleh seorang lelaki, hingga meraih kepuasan. Yang sering hadir dalam khayalan seksualku justru Pak Catur, Pak RT di kompleks itu. Walaupun usianya sudah mendekati 50 tahun, kalau membayangkan Pak Catur ini, aku bisa cepat meraih orgasmeku. Aku nggak tahu kenapa. Tetapi memang aku akui, selama ini aku selalu membayangkan kemaluan lelaki yang gede sekali. Nafsuku langsung melonjak kalau khayalanku sampai ke sana. Dari tampilan tubuhnya yang tegap, dan berisi walaupun sudah berumur, aku bayangkan kontol Pak Catur pastilah kekar dan kokoh. Gede, panjang dan pasti tegar dilingkari dengan urat-urat di sekeliling batangnya. Ooohh… betapa nikmatnya dientot kontol macam itu… Pak Catur Di kompleks itu, di antara ibu-ibu, aku merasa akulah yang paling cantik. Dengan usiaku yang 28 tahun, tinggi 168 cm dan berat 56 kg, orang-orang bilang tubuhku sintal sekali. Mereka bilang aku seperti Sarah Ashari, selebrity cantik yang binal adik dari Ayu Ashari bintang sinetron. Apalagi kalau aku sedang memakai celana jeans dengan blus tipis yang membuat buah dadaku yang besar dan montok ini membayang. Hatiku selangit mendengar pujian mereka ini… Aku Pada suatu ketika, tetangga kami punya hajatan. Biasa, kalau ada tetangga yang punya kerepotan, kami seRT rame-rame membantu. Apa saja, ada yang di dapur, ada yang mengurus pelaminan, ada yang membuat hiasan atau menata makanan dan sebagainya. Aku biasanya selalu kebagian membuat pelaminan. Mereka tahu aku cukup berbakat seni untuk membuat dekorasi pelaminan itu. Mereka selalu puas dengan hasil karyaku. Aku menggunakan bahan-bahan dekorasi yang biasanya aku beli di Pasar. Pagi itu ada beberapa bahan yang aku butuhkan belum tersedia. Di tengah banyak orang yang pada sibuk macam-macam itu, aku bilang pada Mbak Surti, yang punya hajatan, untuk membeli kekurangan itu. Kebetulan Bu Mar, tuh Pak Catur mau ke Pasar, ’mbonceng saja sama dia…’ Bu Kasno memberitahuku sambil menunjuk Pak Catur yang tampak paling sibuk-dan paling macho di antara bapak-bapak yang lain. Emangnya Pak Catur mau cari apaan?’ dengan dag-dig-dug aku bertanya. Ini, mau ke tukang tenda, milih bentuk tenda yang mau dipasang nanti sore. Sama sekalian sound systemnya…’ Pak Catur menjawab tanpa menengok ke arahku. Iya deh… aku pulang ’bentar ya Pak Catur. Percakapan kami berjalan seperti air mengalir tanpa menjadikan perhatian pada orang-orang sibuk bekerja disitu. Sekitar 10 menit kemudian, dengan celana jeans dan blus kesukaanku, aku sudah duduk di bangku depan, mendampingi Pak Catur yang mengemudi Kijangnya. Udara AC di mobil Pak Catur terasa sangat nyaman sesudah sepagi itu diterpa panasnya udara Jakarta. Pelan-pelan terdengar alunan dangdut dari radio Mara yang terdapat di mobil itu. Saat itu aku jadi ingat kebiasaanku mengkhayal. Dan sekarang ini aku berada dalam mobil hanya berdua dengan Pak Catur yang sering hadir sebagai obyek khayalanku dalam hubungan seksual. Tak bisa kutahan, mataku melirik ke arah selangkangan di bawah kemudi mobilnya. Dia pakai celana drill coklat muda. Aku lihat di arah pandanganku itu tampak menggunung. Aku nggak tahu apakah yang menggunung itu? Tetapi khayalanku membayangkan itu mungkin kontolnya yang gede dan panjang. Saat aku menelan ludahku membayangkan apa yang ada di balik celana itu, tiba-tiba tangan Pak Catur tiba dan menepuk pahaku. Dik Marini mau beli apaan? Di Senen sebelah mana?’ sambil dia sertai pertanyaan ini dengan nada kebapakan. Dan aku bener-bener kaget, lho! Aku nggak pernah membayangkan Pak RT ini kalau bertanya sambil meraba yang ditanya. Kertas emas dan hiasan dinding, Pak. Di sebelah toko mainan di pasar ituu…’ walaupun jantungku langsung berdegup kencang dan nafasku terasa sesak memburu, aku masih berusaha menganggap tindakan Pak Catur di pahaku ini adalah hal yang wajar. Tetapi rupanya Pak Catur nggak berniat mengangkat lagi tangannya dari pahaku, bahkan ketika dia jawab balik, Ooo, yyaa.. aku tahu…’ tangannya kembali menepuk-nepuk dan mulai diraba-rabakannya pada pahaku, seakan sentuhan seorang bapak yang melindungi anaknya. Ooouuiihh.. aku merasakan kegelian yang sangat, aku langsung merasakan desakan erotik, mengingat dia selalu menjadi obyek khayalan seksualku. Dan saat Pak Catur merabakan tangannya lebih ke atas, menuju pangkal pahaku, reaksi spontanku adalah menurunkannya kembali ke bawah. Dia ulangi lagi, dan aku kembali menurunkan. Dia ulangi lagi, dan aku kembali menurunkan. Anehnya aku hanya menurunkannya, bukan menepisnya. Yang aku rasakan, aku ingin tangan kekar itu memang tidak diangkat dari pahaku. Hanya aku masih belum siap untuk kemungkinan yang lebih jauh. Nafasku yang langsung tersengal dan jantungku yang berdegap-degup kencang belum siap menghadapi kemungkinan yang lebih menjurus. Pak Catur mengalah. Tetapi bukan mengalah seperti dugaanku semula. Dia tidak lagi memaksakan tangannya untuk menggapai ke pangkal pahaku, tetapi dia rubah gerakannya. Tangan itu kini mulai meremas-remas pahaku. Gelombang nikmat erotik langsung menyergapku. Aku mendesah tertahan. Aku menjadi lemas, tak punya daya apa-apa kecuali membiarkan tangan Pak Catur meremas pahaku. Dik Maarr…’ dia berbisik sambil menengok ke arahku. Tiba-tiba di depan melintas bajaj, memotong jalan. Pak Catur sedikit kaget. Otomatis tangannya melepas pahaku, meraih presnelling dan melepas injakan gas. Kijang ini seperti terangguk. Sedikit badanku terdorong ke depan. Selepas itu tangan Pak Catur dikonsentrasikan pada kemudi. Jalanan ke arah Pasar yang macet membuat pengemudi harus sering memindah presnelling, mengerem, menginjak gas dan mengatur kopling. Aku senderkan tubuhku ke jok. Aku nggak banyak ngomong. Aku ingin tangan Pak Catur itu kembali ke pahaku. Kembali meremas-remas. Dan seandainya tangan itu merangkak ke pangkal pahaku akan kubiarkan. Aku kini disesaki oleh syahwat birahi yang menggelora. Mataku kututup untuk bisa lebih menikmati apa yang barusan terjadi dan membiarkan pikiranku mengkhayal jauh ke awan. Apa yang kuinginkan pun benar terjadi. Sesudah jalanan agak lancar, tangan Pak Catur kembali ke pahaku. Aku mendiamkannya. Aku merasakan kenikmatan yang tadi, datang kembali. Jantungku pun seketika berdegup kencang, terpacu oleh birahiku. Dan nafasku tiba-tiba saja menjadi sesak, dipenuhi rangsangan birahi akibat remasan liar di pahaku itu. Merasakan lampu hijau dariku, langsung saja tangan Pak Catur meremas-remas pahaku. Dan tangan yang nakal itu mulai merayap naik ke pangkal pahaku. Kucoba untuk menahan tangannya. Eeeii… malahan tanganku ditangkapnya dan diremas-remasnya. Dan aku pun pasrah. Aku merespon remasannya. Rasanya nikmat untuk menyerah pada kemauan Pak Catur. Aku hanya menutup mata dengan tetap bersender di jok sambil remasan di tangan dan di paha terus berlangsung. Sesekali aku menyeletuk, Entar dilihat orang lho Pak’ kucoba mengingatkannya. Ah, nggaakk mungkin, kaca mobilnya khan gelap. Orang nggak bisa melihat ke dalam’ timpalnya. Aku percaya apa yang dia katakan. Sesudah beberapa saat saling meremas tangan dan paha, rupanya desakan birahi pada Pak Catur juga menggelora. Dik Mar.. kita jalan-jalan dulu mau nggak?’ dia bertanya dengan berbisik. Ke mana Pak..?’ pertanyaanku yang disertai harapan dan impianku. Ada deh.. Pokoknya Dik Mar mau khan…?’ tanyanya lagi. Terserah Pak Catur… Tapinya entar ditungguin orang-orang… entar orang-orang curiga lho’ sahutku. Iyaa, jangan khawatirr… paling lama sejamlah…’ tandas Pak Catur sambil mengarahkan kemudinya ke tepi kanan mencari arah belokan. Aku nggak ingin bertanya padanya ’Mau ngapain sejam?’ Persis di bawah jembatan penyeberangan dekat daerah Galur, Pak Catur membalikkan mobilnya kembali menuju ke arah Cempaka Putih. Ah… Pak Catur, pasti sudah biasa dengan hal begini. Mungkin sama perempuan atau istri orang lainnya. Aku tetap bersandar di jok sambil menutup mataku pura-pura tiduran. Dengan penuh gelora dan degupan kencang jantungku, aku berusaha menghadapi kenyataan bahwa beberapa saat lagi, mungkin hanya dalam hitungan menit, aku akan mengalami saat-saat yang sangat menggetarkan. Saat-saat indah dan nikmat seperti yang sering aku khayalkan. Aku nggak bisa lagi berpikir jernih. Edan juga aku ini, kenapa demikian mudah aku menerima ajakan selingkuh Pak Catur ini. Yang aku rasakan sekarang ini hanyalah aku merasa aman dekat dengan Pak Catur. Pasti dia akan menjagaku dan melindungiku. Pasti dia akan memperlakukanku dengan halus, mesra, dan lembut. Bagaimana pun dia adalah Pak RT kami yang selama ini selalu mengayomi dan melindungi warganya. Pasti dia nggak akan merusak citranya sendiri dengan perbuatan yang dapat membuat aku sakit atau terluka. Dan rasanya aku ingin sekali bisa melayani dia yang selama ini selalu menjadi obyek khayalan seksualku. Biarlah dia bertindak sesuatu padaku sepuasnya. Dan aku penasaran, bagaimana caranya memuaskanku, apakah sama dengan yang selama ini ada dalam khayalanku? Aku pun menjadi gemetar. Tangan-tanganku gemetar. Lututku gemetar. Kepalaku terasa panas. Darah akibat desakan birahi yang naik ke ke kepalaku membuat wajahku bengap. Dan semakin mobil mendekat ke tujuannya, semakin yakin diriku, dan aku tidak mungkin mecabut persetujuanku atas ajakan jalan-jalan dulu’ Pak Catur ini. Tiba-tiba mobil terasa membelok ke sebuah tempat. Ketika aku membuka mata, aku lihat halaman yang asri penuh pepohonan. Di depan mobil tampak seorang petugas berlarian menuntun Pak Catur menuju ke sebuah garasi yang terbuka. Dia acungkan tangannya agar Pak Catur langsung memasuki garasi berpintu rolling door itu, yang langsung ditutupnya ketika mobil telah yakun berada di dalam garasi itu dengan benar. Sedikit gelap. Ada cahaya kecil di depan. Ternyata lampu di atas sebuah pintu yang tertutup. Woo… aku agak panik sesaat. Tak ada jalan untuk mundur. Kemudian kudengar Pak Catur mematikan mesin mobilnya. Nyampai Dik Mar…’ kata Pak Catur sambil menatapku dengan tersenyum mesra. Di mana ini Pak ..?’ terus terang aku nggak tahu di mana tempat ini. Tempat Pak Catur membawa aku ini. Tetapi aku yakin inilah jenis motel’ yang sering aku dengar dari teman-teman dalam obrolan-obrolan porno di setiap acara arisan yang diselenggarakan ibu-ibu kompleks itu. Pak Catur tidak menjawab pertanyaanku, tangannya langsung menyeberang melewati pinggulku untuk meraih setelan jok tempat dudukku. Jok itu langsung bergerak ke bawah dengan aku tergolek di atasnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibir Pak Catur yang langsung mencium mulutku dan melumat. Uh..uh..uh.. Aku tergagap sesaat.. sebelum akhirnya aku membalas lumatannya. Kami saling melepas birahi dan menjadi lepas kontrol. Aku merasakan lidahnya yang kasar menyeruak ke rongga mulutku. Dan reflekku adalah menghisapnya. Lidah itu menari-nari di rongga mulutku. Aroma keringat Pak Catur langsung menyergap hidungku. Beginilah rasanya aroma lelaki macam Pak Catur ini. Aroma tubuh Pak RT yang telah berusia 50 tahun tetapi tetap memancarkan nuansa kelelakian yang selama ini selalu menyertai khayalanku saat bermasturbasi. Aroma hewaniah yang bisa langsung menggebrak libidoku, sehingga nafsu birahiku lepas dengan liarnya saat ini… Sambil melumat, tangan-tangan kekar Pak Catur juga turut merambah tubuhku. Jari-jemarinya berusaha melepaskan kancing-kancing blusku. Kemudian kurasakan remasan jari-jemari kasar pada buah dadaku. Uuiihh… nikmatnya tak tertahankan. Aku menggelinjang-gelinjang. Menggeliat-geliat keenakan sehingga pantatku turut naik-turun dari jok yang aku duduki disebabkan oleh gelinjang nikmat yang dahsyat ini. Sekali lagi aku merasa edaann… aku digeluti Pak RTku sendiri. Bibir Pak Catur terus melumatku, dan aku menyambutnya dengan sepenuh kerelaan hati. Akulah yang sesungguhnya menantikan kesempatan semacam ini dalam setiap khayalan-khayalan erotikku. Ohh.. Pak Catur.. Tolongin akuu Pakee.. Puaskanlah akuuu.. Paak.. Puaskaann dirikuu… jilati tetekku… leherku… perutku… pantatku… memekku… pahaku… semuanya… semua ini untukmu Paak… Aku hauss… Paak… Tulungi akuu Paakk… Kita turun dulu yuk Dik Mar… kita masuk dulu…’ ajak Pak Catur. Dia menghentikan lumatannya, lalu bergegas membuka pintu mobilnya. Begitu masuk ke dalam motel, kami berdua langsung diterpa udara dingin khas AC. Motel ini ternyata bagus juga. Selain berpendingin udara, ada seperangkat televisi, dan pemutar DVDnya, juga cermin besar dekat tempat tidur. Tempat tidurnya pun besar, ukuran spring bed. Di dekatnya ada meja pendek dengan tiga buah kursi di sekelilingnya. Begitu masuk kudengar telepon berdering dari meja itu. Rupanya dari bagian resepsionis motel itu. Pak Catur menawarkan makanan atau minuman apa yang aku inginkan? yang bisa diantar oleh petugas motel itu ke dalam kamar. Aku menyerahkannya ke Pak Catur saja. Aku sendiri buru-buru ke kamar kecil yang tersedia. Aku kebelet ingin kencing. Saat kembali ke peraduan kulihat Pak Catur sudah telentang di ranjang. Agak malu-malu aku keluar dari kamar kecil ini, apalagi setelah melihat sosok tubuh Pak Catur itu. Dia menatapku dari ekor matanya, kemudian memanggil, Sini Dik Mar… Sini Sayang…’ Uh… uh… uh… Omongan seperti itu.. masuk ke telingaku pada saat-saat begini… aku merasakan betapa panggilan itu sangat merangsang syaraf-syaraf libidoku. Aku, istri yang sama sekali belum pernah disentuh lelaki lain kecuali mantan suamiku, hari ini dengan edannya berada di kamar motel dengan seseorang, Pak Catur, Pak RT kompleks rumahku, yang jauh lebih tua dari mantan suamiku, bahkan hampir 2 kali usiaku sendiri. Dan panggilannya… ’Sini Dik Mar…’ itu terdengar sangat erotis di telingaku. Uuh uh… uh… Kenapa begitu dahsyat birahi yang melandaku kini. Uhh… aku nggak mampu menjawab semuanya kecuali rasa pasrah yang menjalar… tanpa ragu aku mendekat ke arah Pak Catur, yang disambut senyuman mesra oleh lelaki berkumis itu. Dan saat aku rubuh ke ranjang itu, serta-merta Pak Catur menjemputku dengan dekapan dan rengkuhan di dadanya, aku sudah benar-benar tenggelam dalam pesona dahsyatnya seorang yang berselingkuh dengan pak RT ku sendiri, dan tidak sabar menunggu momen-momen berikutnya. Momen yang pasti akan memenuhi khayalan seksualku. Kerinduan akan kenikmatan dan kepuasan seksual, yang belum pernah dirasakan penyeleweng pemula seperti aku ini. Dik Mar.. Aku sudah lama merindukan Dik Mar ini… Setiap kali aku lihat gambar bintang film Sarah Ashari yang sangat mirip Dik Mar.. Hatiku selalu terbakar.. Kapan kiranya aku bisa merangkuli Dik Mar macam ini..’ terdengar pujian Pak Catur sambil menatapku dengan mesra. Bukan main ucapan Pak Catur. Telingaku seperti tersiram air sejuk pegunungan. Berbunga-bunga mendengar pujian seindah itu. Dan semakin membuatku rela untuk digeluti Pak Catur yang gagah ini. Pak Catur.. Kekasihkuu.. Dia segera berbalik dan menindih tubuhku. Dia langsung melahap mulutku yang seketika gelagapan, kesulitan bernafas. Dia masukkan tangannya kembali ke blusku. Dirangkulinya tubuhku, ditekankannya bibir seksinya lebih menekan lagi ke bibirku. Disedotnya lidahku. Disedotnya sekaligus ludahku. Sepertinya aku ingin dijadikan minumannya. Dan sungguh aku menikmati kegilaannya ini. Kemudian tangannya dia alihkan, meremas-remas kedua susuku. Hanya sebentar dia melakukannya. Gantian bibirnya yang menjemput susuku dan puting-putingnya. Dia jilat, hisap-hisap, dan sedot-sedot. Habis-habisan. Dan akibatnya, yang datang padaku adalah gelinjang nikmat dari saraf-saraf birahiku yang meronta-ronta. Aku nggak mampu menahan gelinjang ini, diiringi dengan rintihan yang terus-menerus keluar dari mulutku, ’Pakee.. Pakee.. Pakee.. Ampuuun nikmattnya Pakee…’ Tangannya yang lepas dari susuku turun untuk meraih celana jeansku. Dilepaskannya kancing celanaku dan dibuka resluitingnya. Jari-jemarinya yang besar dan kasar itu mendorongnya hingga celanaku merosot ke paha. Kemudian tangan itu merogoh celana dalamku. Aaaiiuuhh… tak terperikan kenikmatan yang mendatangiku. Aku tak mampu menahan getaran jiwa dan ragaku, yang melayang ke langit-langit kenikmatan tak terhingga. Saat jari-jemari itu meraba-raba bibir kemaluanku dan kemudian meremas-remas kelentitku.. aku pun melayang tambah tinggi ke ruang angkasa seksual tak bertepi. Kenikmatan.. sepuluh kenikmatan.. ah.. jutaan kenikmatan Pak Catur berikan padaku lewat jari-jemari kasarnya itu. Jari-jemari itu juga berusaha merambahi lubang vaginaku. Aku rasakan ujungnya-ujungnya bermain di bibir lubang itu. Cairan birahiku yang sudah menjalar sejak tadi dia toreh-toreh sebagai pelumas untuk memudahkan jari-jemarinya menembus ke lubang itu. Dengan bibir yang terus melumati susuku dan jari-jemarinya yang terus dimainkan di bibir lubang vaginaku.. Ohh.. kenapa aku ini.. Ooohh… Pak Catur terus menggumuli tubuhku. Blusku yang sudah berantakan memudahkan dia merambah ketiakku. Dia jilat dan sedot-sedot ketiakku. Dia tampak sekali menikmati rintihan nikmat yang terus keluar dari mulutku. Dia tampaknya ingin memberikan sesuatu yang nggak pernah aku dapatkan sebelumnya. Sementara jari-jemarinya terus menembus lubang vaginaku. Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf birahi dia kutak-katik, sehingga aku hampir pingsan dilanda badai kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan birahiku pun mengalir dengan derasnya. Yang semula satu jari, dua jari, kini disusul dengan jari lainnya. Kenikmatan yang aku terima pun bertambah. Pak Catur tahu persis titik-titik kelemahan erotis kaum perempuan. Jari-jemarinya mengarah pada G-spotku. Dan tak ayal lagi, hanya dengan jilatan di ketiak dan telusuran jari-jemari kasarnya di lubang vaginaku, aku tergiring sampai ke titik di mana aku nggak mampu lagi membendungnya. Untuk pertama kalinya disentuh oleh lelaki, lelaki yang bukan suamiku pula, Pak Catur berhasil membuatku orgasme. Saat orgasme itu datang, kupeluk erat-erat tubuh Pak Catur. Kepalanya kuraih dan kuremas-remas rambutnya. Kuhujamkan kukuku ke punggungnya. Aku nggak lagi memperhitungkan akan luka dan rasa sakit yang mungkin ditanggung Pak Catur. Pahaku menjepit erat tangannya, sementara pantatku mengangkat-angkat, tak sabar menginginkan rambahan jari-jemarinya agar lebih dalam menembus ke lubang vaginaku. Lubang milikku yang sedang menanggung kegatalan birahi yang amat dahsyat. Tingkahku itu, terus menerus diiringi rintihan nikmat dari mulutku. Dan saat orgasme itu datang, aku berteriak histeris. Tangan-tanganku menjambret apa saja yang bisa kuraih. Bantalan ranjang itu teraduk. Selimut tempat tidur itu terangkat lepas dan terlempar ke lantai. Kakiku mengejang menahan kedutan vaginaku yang memuntahkan spermaku. “Sperma” perempuan yang berupa cairan-cairan bening, keluar menderas dari kemaluanku. Keringatku yang mengucur deras mengalir ke mata, pipi, dan ke bibirku. Kusibakkan rambut panjangku untuk mengurangi gerahnya tubuhku dalam kamar berAC ini. Saat kenikmatan itu telah reda, kurasakan tangan Pak Catur sedang mengusap-usap rambutku yang basah sambil meniup-niupnya dengan penuh kasih sayang. Uh.. uh.. uh.. dia benar-benar mengayomi aku. Dia mengelus-elus dahiku, dia sisiri rambutku dengan jari-jemarinya. Hawa dingin terasa kembali merasuki kepalaku. Dan akhirnya tubuhku mulai merasakan kembali sejuknya AC di kamar motel itu. Dik Mar, Dik Mar hebat sekali yaahh.. Keluarnyaahhh… Istirahat dulu yaa..?! Saya ambilkan minum dulu yaahh..’ tawar Pak Catur dengan suara yang menimbulkan perasaan yang teduh. Aku nggak kuasa menjawabnya. Nafasku masih tersengal-sengal. Aku nggak pernah menduga bahwa aku akan mendapatkan kenikmatan sehebat ini. Kamar motel ini telah menyaksikan bagaimana aku mendapatkan kenikmatan yang pertama kalinya, saat aku menyeleweng dengan tetanggaku sendiri, untuk digauli dan digumuli oleh Pak Catur. Sementara saat aku masih terlena di ranjang, menarik nafas panjang sesudah orgasmeku tadi, Pak Catur terus menciumi bibirku. Dia sodorkan hidungnya ke perutku. Bahkan lidah dan bibirnya bergantian menjilat dan menyedot keringatku. Tangannya tak henti-hentinya meraba-raba selangkanganku dengan gerakan lembut. Aku terdiam. Aku perlu mengembalikan staminaku. Mataku memandangi langit-langit kamar motel itu. Dik Marni capek ya?’ bisikan lembut Pak Catur menyadarkanku dari lamunan. Nggak Pak. Lagi istirahat saja.. Tadi koq nikmat sekali yaa.. aku sudah nyerah, padahal baru pemanasan saja.. Pakee.. Pak Catur juga hebat lhoo.. Baru di kutak-katik saja aku sudah kelabakkan.. apalagi aku dientot… Hi.. hi.. hi..’ aku berusaha menunjukkan pada Pak Catur betapa berterima kasihnya diriku setelah digumulinya tadi. Aku ingin membesarkan hati Pak Catur yang telah memberikan kepuasan tak terhingga ini. Rupanya Pak Catur hanya ingin tahu bahwa aku nggak tertidur. Mendengar jawabanku tadi dengan penuh semangat dia turun dari ranjang. Dia ambilkan minuman yang entah kapan sudah tersedia di meja. Dia angsurkan minuman itu kepadaku, yang langsung saja kuhabiskan dalam beberapa teguk. Setelah itu, dia ambil gelas minuman yang sudah kosong itu, dan mulai mengisinya kembali. Kali ini giliran dia yang menghabiskannya. Setelahnya dia berkata padaku setengah berbisik. ”Sekarang biar Pakde memuaskan Dik Mar sepuas hati..” Pak Catur mulai melepaskan pakaiannya. Hanya saja dia melepaskannya dengan meniru gaya penari striptease lelaki, seperti yang aku lihat di film-film porno itu. Wuuiihhh… aku jadi tergetar dan tambah terangsang melihat tarian stripteasenya Pak Catur. Mula-mula dia lepaskan kemejanya, lalu kaus dalamnya, celana panjangnya, dan terakhir celana dalamnya. Baru pertama kali ini aku melihat lelaki lain telanjang bulat di depanku selain mantan suamiku. Wuuiihh.. aku sangat tergetar menyaksikan tubuh Pak Catur. Pada usianya yang mendekati 50 tahun itu, sungguh Pak Catur memiliki tubuh yang sangat seksi bagi kaum perempuan yang memandangnya. Bahunya tampak bidang. Lengannya kekar dengan otot bisep yang tebal. Perutnya nggak tampak membesar, rata dengan otot-otot perut yang keras, seperti papan penggilasan. Pinggang dan pinggulnya ramping, enak dilihat. Bukit dadanya yang kokoh dengan dua putting susu kecoklatan, sangat menantang… menunggu gigitan dan jilatan lidah perempuan-perempuan binal. Dari tampilan tubuhnya yang macho ini, aku lihat Pak Catur adalah sosok penggemar olahraga yang fanatik. Otot-otot yang bersembulan di tubuh atletisnya menunjukkan dia sukses berolahraga selama ini. Pandanganku terus meluncur ke bawah. Dan yang paling membuatku serasa pingsan adalah.. kontolnya.. Aku belum pernah melihat kontol lelaki lain.. tapi kontol yang kusaksikan saat ini begitu dahsyat. Kontol Pak Catur sungguh-sungguh merupakan kontol yang sangat mempesona dalam pandanganku saat ini. Kontol itu gede, panjang, keras hingga tampak kepalanya yang berkilatan. Kepalanya yang tumpul seperti helm tentara sungguh merupakan paduan sempurna antara erotisme dan kemaskulinan seorang lelaki. Sangat menantang. Dengan diameter lubangnya yang gede, kontol itu seakan tak sabar menunggu mulut atau kemaluan para perempuan binal yang ingin melahapnya. Sesudah telanjang, Pak Catur naik kembali ke atas ranjang. Dia berusaha menarik pakaianku; celana jeansku yang sejak tadi masih di menempel di separuh kakiku, kemudian blus dan kutangku turut dilepasnya. Kini aku dan Pak Catur sama-sama telanjang bulat. Pak Catur langsung saja rebah di antara pahaku. Dia langsung menyungsep di selangkanganku. Lidahnya mulai menjilati kemaluanku. Waduuiihh .. Ampunn.. Lidah kasar Pak Catur menusuk dan menjilati vaginaku. Bibir-bibir kemaluanku disedot-sedotnya. Ujung lidahnya berusaha menembus lubang vaginaku. Pelan-pelan nafsuku terpancing kembali. Lidah yang menusuk lubang vaginaku itu membuatku merasakan kegatalan birahi yang hebat. Tanpa kusadari tanganku menyambar kepala Pak Catur dan jariku meremas-remas kembali rambutnya sambil mengerang dan mendesah-desah untuk kenikmatan yang terus mengalir. Tanganku juga menekan-nekan kepala itu agar tenggelam lebih dalam ke selangkanganku yang semakin dilanda kegatalan birahi yang sangat. Pantatku juga ikut naik-turun menjemput lidah di lubang vaginaku itu. Tak lama kemudian, Pak Catur memindahkan dan mengangkat kakiku untuk ditumpangkan pada bahunya. Posisi seperti itu merupakan posisi yang paling mudah bagi Pak Catur maupun bagi aku. Dengan sedikit tenaga aku bisa mendesak-desakkan kemaluanku ke mulut Pak Catur, dan sebaliknya Pak Catur tidak perlu kelelahan untuk terus mengeksplorasi kemaluanku. Terdengar suara kecipak mulut Pak yang beradu dengan bibir kemaluanku. Dan desahan Pak Catur dalam merasakan nikmatnya kemaluanku tak bisa disembunyikan. Posisi ini membuat kegatalan birahiku semakin tak terhingga membuatku menggeliat-geliat tak tertahankan. Pak Catur sibuk memegang erat-erat kedua pahaku yang dia panggul. Aku tidak mampu berontak dari pegangannya. Dan sampai pada akhirnya di mana Pak Catur sendiri juga tidak tahan. Rintihan serta desahan nikmat yang keluar dari mulutku turut merangsang nafsu birahi Pak Catur yang juga tidak bisa terbendung. Sesudah menurunkan kakiku, Pak Catur langsung merangkaki tubuhku. Digenggamnya kontolnya, diarahkan secara tepat ke lubang kemaluanku. Aku sungguh sangat menunggu detik-detik ini. Detik-detik di mana bagiku untuk pertama kalinya aku mengijinkan kontol orang lain selain mantan suamiku merambah dan menembus memekku. Seluruh tubuhku kembali bergetar, seakan terlempar ke awang-awang. Sendi-sendiku bergetar.. tak sabar menunggu kontol Pak Catur menembus kemaluanku.. Aku hanya bisa pasrah.. Aku nggak mampu lagi menghindar dari penyelewengan penuh nikmat ini… Aku menjerit kecil saat kepala tumpul yang bulat gede itu menyentuh dan langsung mendorong bibir vaginaku. Rasa kejut saraf-saraf di bibir vaginaku langsung bereaksi. Saraf-saraf itu menegang dan membuat lubang vaginaku menjadi menyempit. Dan akibatnya seakan tidak mengijinkan kontol Pak Catur itu menembusnya. Dan itu membuat aku penasaran… Santai saja Dik Mar.. biar lemesan..’ terdengar samar-samar suara bariton Pak Catur di tengah deru hawa nafsuku yang menyala-nyala. Pakee.. Pakee.. ayyoo.. Pakee tulungi saya Pakee.. Puas-puasin ya Pakee.. Saya serahin seluruh tubuh saya untuk Pakee..’ kedengarannya aku mengemis minta dikasihani. Iyaa Dik Marr.. Sebentar yaa Dik Marr..’ balas Pak Catur dengan suara bariton yang parau, yang juga diburu oleh nafsu birahinya sendiri. Kepala helm tentara itu akhirnya berhasil menguak gerbangnya. Bibir vaginaku menyerah dan merekah. Mengijinkan kontol Pak Catur menembusnya. Bahkan kini vaginakulah yang aktif menyedotnya, agar seluruh batang kontol gede itu bisa dilahapnya. Uuhh.. aku merasakan nikmat desakan batang yang hangat dan panas memasuki lubang kemaluanku. Sesak. Penuh. Tak ada ruang dan celah yang tersisa. Daging panas itu terus mendesak masuk. Rahimku terasa disodok-sodoknya. Kontol itu akhirnya mentok di mulut rahimku. Kemudian Pak Catur mulai melakukan pemompaan. Ditariknya pelan kemudian didorongnya. Ditariknya pelan kembali dan kembali didorongnya. Begitu dia ulang-ulangi dengan frekwensi yang semakin sering dan semakin cepat. Dan aku mengimbangi secara reflek. Pantatku langsung pintar. Saat Pak Catur menarik kontolnya, pantatku juga menarik kecil sambil sedikit mengebor. Dan saat Pak Catur menusukkan kontolnya, pantatku cepat menjemputnya disertai goyangan igelnya. Demikian secara beruntun, semakin cepat, cepat, cepat, cepaatt.. ceppaatt… Payudaraku bergoncang-goncang, rambutku terburai, keringatku dan keringat Pak Catur mengalir deras dan berjatuhan di tubuh masing-masing. Mataku dan mata Pak Catur sama-sama melihat ke atas dengan hanya menyisakan sedikit bagian putih matanya. Pacuan birahi yang semakin cepat kami lakukan juga membuat ranjang kokoh itu ikut berderak-derak. Lampu-lampu tampak bergoyang, semakin kabur, kabur, dan kabur… Sementara rasa nikmat yang kami rasakan semakin dominan. Seluruh gerak, suara, nafas, desah, dan rintih hanyalah nikmat saja isinya… Marnii.. Ayyoo.. Enakk nggak kontol padee Marr? enak yaa.. enak Marr.. ayyoo bilangg enak mana kontolku sama mantan suamimu? Ayoo Marr enak mana \? ayoo bilangg! ayyoo enakan manaa?’ terdengar Pak Catur meracau. Pakee.. enhaakk.. pakee.. Enhakk kontol pakee.. Panjangg.. Uhh gedhee sekali.. Pakee.. Enakan kontol Pak Catur..’ jawabku. ’Ahhh… Ohhh… Bener… Marniihh… Ennaakkhh… Ohhh… aahh… kontol… Padee… Marnii… Ooohhh… sayaanngg…?’ tuntut Pak Catur lagi. ’Ohhh… Aahhh… Yaahhh.. Pakee.. Benerhhh… Sumpaahhh… Ennaakkhh.. Kontolsshh… Pakeehh…’ jawabku lagi. Selanjutnya aku yang ganti meracau… ’Kalau… Ohhh… aahhh… Assoyyhh… Ennaakhh… Maannaahh.. Memekkhh.. Marniihh… Samaahh.. Memekkhh… Ohhh… ahhss… Bu… Tantrihh…?’ Bu Tantri itu istrinya Pak Catur. ’Ouuhh… ahhss… Ahhss… Ouhhhss.. Saamaahh.. Samaahh.. Ennakhhss.. Saayaangghh…’ ’Uhhh… ahhss… oohhss.. kaalaauuhh… samaahh… memekkhh… oohhh… Bu… Sintaahh…?’ Racauku lagi. Bu Sinta adalah bendahara di RT kami. ’Oohh… aahss… aahss… oouhhh… aaahh… eennaakhhh… memekkhh.. Marniihh… Ouuhh… jepitaannhh… nyaahh… kerasaa… bangethhh… Ohhh… yaaahh… terusshh… jepithhh… kontolsshh… Padeee… Marhhh…!’ Begitulah… racauan birahi antara aku dengan Pak Catur. Tanpa terasa posisi nikmat ini berlangsung bermenit-menit. Kulihat dari kaca di ruangan itu, pemandangan lelaki dan perempuan yang sedang asyik bersebadan, bersimbah keringat, membuat birahiku semakin bertambah ribuan kali lipat dan gerakan kami bertambah liar saja. Kemudian, tak lama sesudahnya, kuminta Pak Catur berganti posisi. Kali ini aku minta bercinta dengan dipangkunya. Pak Catur menyambut antusias usulanku itu… Blleepp… blleepp… pllaakk… pllaakk… plllaakkk… bunyi itu terdengar kala milik Pak Catur kembali tertelan oleh milikku. Pada posisi ini, aku bisa mudah menciumi dan menggigiti bukit dada Pak Catur sekaligus menghisap-hisap putingnya. Sedangkan Pak Catur dapat dengan puas menyusui susu dan menyedot puting susuku. Sesekali dia merambahi leher dan ketiakku, untuk dia jilati dan hisap-hisap permukaan kulitnya… Tanpa terasa pergumulan birahi ini sudah berjalan lebih dari 1 jam. Suasana erotis tampak sangat indah dan menonjol. Erangan dan desahan erotik keluar bersahut-sahutan dari mulut kami. Kulihat tubuh kekar Pak Catur tampak berkilatan karena keringatnya. Dan hal itu membuat Pak Catur jauh terlihat seksi di mataku. Kulihat keringatnya mengalir dari lehernya, terus ke dada bidangnya, dan akhirnya ke perut enamnya. Dengan gemas kupermainkan putting susunya yang berkilatan itu. Kugigiti, kujilati, kuremas-remas. Dan Pak Catur yang merasakan itu, tambah buas gerakannya. Sodokan kontolnya tambah kencang di memekku dan kurasakan tangan-tangannya yang kasar merambahi payudaraku… Gelombang demi gelombang kenikmatan membuat kami semakin liar saja dalam memompa dan dipompa. Pinggul dan pinggangku bergerak-gerak liar, memainkan batangan gede nan panjang serta hangat yang sejak tadi aktif memompa memekku. Kujepit, dan terus kuhisap-hisap kontol Pak Catur dengan memekku, membuat dia menjadi seperti layang-layang yang mau putus. Kurasakan nafasnya mendengus-dengus seiring desah dan raungan nikmatnya, merasakan betapa liarnya milikku memainkan tongkat saktinya. Sepasang tangan nya berulang kali meremas-remas pantat dan payudaraku, seakan-akan ingin berusaha mengendalikan gerakanku yang semakin liar saja. Hanya saja aku tidak mau kalah. Semakin kuat remasan tangannya di pantat dan payudaraku, semakin kasar dan bertenaga aku bergerak naik-turun… ’Ouuhh… Oouhhh… Marniihh… Luaarsshh… Biaasssaahh… Mmemeekkhhh… Muuhh… Oouuuhh… Jepitaannyaahh… Kuaathh… Ouuhh… Ahhss…’ terdengar kembali racauan birahi dari Pak Catur. ’Aahhss… aahhss… Ooouhh… Ooohh… Aaahss… Kontolsshh… Paakeehh… Ayyohhh… Paakkeehh… Lebbihh… Keraasshh… Laagihhh…’ jeritku memberinya semangat. Mata Pak Catur beberapa kali tampak merem melek, sesekali memandangiku dengan ekspresi wajah sarat nikmat, di lain saat dia terpejam, berusaha meresapi gerakan pinggulku dalam memainkan kontolnya. Setelah selusin pompaan kemudian… Pak Catur memintaku untuk berganti gaya lagi. Kali ini dia mau menyetubuhiku dengan gaya anjing. Setelah kami saling memposisikan diri, kontol Pak Catur kembali lagi menghajar memekku. Ah.. Uhh.. uhhh.. Uhhh… nikmatnya luar biasa… sebelumnya tak pernah kurasakan kenikmatan seperti ini. Mantan suamiku tetap tidak mampu memberikan kepuasan bercinta walaupun berbagai gaya sudah kami lakukan. Berbeda dengan Pak Catur. Sejak tadi dia sukses membuatku keluar dua kali, masing-masing dari setiap gaya yang kami lakukan… Kurasakan kontolnya yang dahsyat itu terasa sekali gesekan dan alur-alur urat batangnya ke dinding dalam memekku. Apalagi ujungnya yang mirip helm tentara Nazi itu. Terasa sekali sundulannya ke mulut rahimku… Ouuhh.. dahsyat sekaliii… kenikmatan yang kurasakan semakin membuatku melambung ke langit yang ke seratus… ke seribu… ke sejuta… ah ke yang tak terhingga deh!!! Sambil tak lepas menghajar memekku dari belakang, tangan kekar Pak Catur tidak lepas-lepasnya meremas-remas payudaraku, memainkan puting-putingnya, menampar-nampar pantatku, dan menusuki lubang anusku dengan jari-jemarinya yang besar. Tak ayal kenikmatan yang aku terima pun semakin menggila… paduan remasan di payudara dengan tamparan di pantat dan tusukan jari di anusku membuat aku mampir ke puncaknya untuk yang keempat kalinya… Pada akhirnya, setelah hampir 2 jam kami bercinta, aku mendapat orgasmeku 5 kali secara berturut-turut. Itu yang ibu-ibu sering sebut sebagai multi orgasme. Bukan mainn.. hanya dari Pak Catur aku bisa meraih multi orgasmeku inii.. Oohh Pak Catur.. terima kasihh.. Pak Catur mau memuaskan akuu.. Sekarangg ayoo.. Pakee biar aku yang memuaskan kamuu.. 10 menit kemudian… dengan terus mendengus-dengus memompa memekku dengan gerakan yang semakin cepat, kurasakan tanda-tanda dia akan keluar. Kurasakan kepala dan batang kontol Pak Catur mulai membesar dan membesar, akhirnya… diiringi jeritan nikmatnya, kontol Pak Catur aku rasakan berdenyut keras dan kuat sekali… Kemudian menyusul denyut-denyut berikutnya. Pada setiap denyutan aku rasakan vaginaku sepertinya disemprot air kawah yang panas. Sperma Pak Catur berkali-kali muntah di dalam vaginaku. Mungkin ada sekitar 7 kali muntahan spermanya dalam vaginaku. Setelahnya, Pak Catur berusaha membenamkan dalam-dalam kontolnya, seakan memastikan tidak ada cairannya yang tersisa di rongga batangnya. Untuk sesaat, kami bersikap seperti patung dalam gaya anjing ini, sebelum akhirnya kami ambruk bersama ke atas ranjang… Uhh… Aku jadi lemess sekali… Nggak pernah sebelumnya aku capek bersanggama. Kali ini seluruh urat-urat tubuhku serasa bertanggalan. Dengan telanjang bulat kami sama telentang di ranjang motel ini. Di sinilah akhirnya terjadi untuk pertama kalinya aku serahkan nonokku beserta seluruh tubuhku kepada lelaki lain, Pak Catur. Dan aku heran.. pada akhirnya.. tak ada rasa sesal sama sekali dari hatiku. Aku sangat ikhlaskan apa yang telah aku serahkan pada Pak Catur tadi. Dan dalam kenyataan aku mendapatkan imbalan kepuasan seksual dari Pak Catur yang kemampuan dan stamina bercintanya sangat hebat. Di motel ini aku mengalami 5 kali orgasme. Empat kali beruntun aku mengalami orgasme dalam satu kali persetubuhan berganti posisi, dan yang pertama sebelumnya, hanya dengan gumulan, ciuman, dan jilatan Pak Catur di ketiakku sembari tangannya mengobok-obok kemaluanku, aku bisa mendapatkan orgasme yang sangat kuimpi-impikan selama ini. Hal itu mungkin disebabkan karena adanya sensasi-sensasi indah yang timbul dari sikap penyelewengan yang baru kali ini aku lakukan. Sesungguhnya aku ingin tinggal lebih lama lagi di tempat birahi ini, apalagi saat kulihat betapa seksinya Pak Catur, telanjang bulat dan berkeringat, tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya. Bisa kulihat pemandangan bukit dadanya yang indah itu, seakan-akan menggodaku untuk mengeksplorasinya lebih jauh. Juga bibir seksinya untuk dipagut. Namun Pak Catur mengingatkan bahwa waktu bersenang-senang yang pertama kali kami lakukan ini sudah cukup lama. Pak Catur khawatir orang-orang di kompleks kami menunggu dan bertanya-tanya. Pak Catur mengajak selekasnya kami meninggalkan tempat ini dan kembali menyelesaikan pekerjaan yang telah kami janjikan pada Mbak Surti dalam rangka membantu hajatannya. Setelah kami mandi dan membersihkan tanda-tanda yang kemungkinan mencurigakan, kami kembali ke jalanan. Ternyata kemacetan jalan menuju ke Pasar ini sangat parah di siang hari ini. Sepanjang kemacetan ini pikiranku selalu kembali pada peristiwa yang barusan aku alami bersama Pak Catur tadi. Lelaki tua ini memang hebat. Dia sangat kalem dan tangguh. Dia sangat sabar dan berpengalaman menguasai perempuan. Dialah yang terbukti telah memberikan padaku kepuasan seksual yang sejati. Paduan kesabaran, keterampilan, wajah gantengnya, tampilan ototnya yang kekar, postur tubuhnya yang tegap, serta kontol gedenya yang indah membuat aku langsung takluk secara ikhlas padanya. Aku telah serahkan seluruh tubuhku padanya. Dan Pak Catur tidak sekedar menerimanya untuk kepentingannya sendiri, tetapi dia sekaligus membuktikan bahwa kenikmatan hubungan seksual yang sebenar-benarnya adalah apabila pihak lelaki dan pihak perempuannya bisa mendapatkan kepuasannya secara adil dan setara. Dan aku merasakannya.. tapi.. Benar adilkah..? Ah.. pertanyaan itu tiba-tiba mengganguku. Tiba-tiba terlintas dalam pikiranku bahwa dari hubungan badan tadi, aku berhasil merasakan orgasmeku hingga 5 kali. Sementara Pak Catur hanya mengeluarkan spermanya sekali saja. Artinya dia meraih kepuasan dalam hubungan seksual dengan aku tadi hanya sekali. Ahh.. adakah hal ini menjadi masalah untuk hubunganku dengan Pak Catur selanjutnya..? Kenapa dia banyak diam sejak keluar dari motel tadi…? Aku menjadi gelisah, aku kasihan pada Pak Catur apabila dia masih menyimpan dorongan birahinya. Apabila belum seluruh cairan birahinya secara tuntas tertumpah. Bukankah hal demikian itu bagi lelaki akan menimbulkan semacam kegelisahan…? Apa yang harus aku lakukan…?? Pak, tadi puas nggak Pak..?’ aku memberanikan diri untuk bertanya. Bukan main Dik Mar, aku sungguh sangat puas!’ begitu jawabnya. Suatu jawaban yang sangat santun yang justru semakin memperbesar kekhawatiranku. Jawaban macam itu pasti akan keluar dari setiap gentleman’ macam dia. Aku harus mengamatinya dari sudut yang lain. Kulihat di bawah kemudi Kijangnya. Tampak celananya masih menggunung. Artinya kontolnya masih mengaceng. Aku nekat. Kuraba saja tonjolan di celananya itu. Ininya koq masih ngaceng Pak? Masih mau yaa?? Tadi masih mau lagi yaa??’ sambil tanganku terus memijit-pijit gundukan itu. Dan terbukti semakin membesar dan mengeras. Pak Catur diam saja. Aku tahu dia pasti menikmati pijatanku ini. Aku teruskan. Tanganku meremas-remas, mengurut-urut. Hheehh.. dik Marr.. enak sekali tangan Dik Marr yaa…’ erang Pak Catur. Biarlah, aku akan memberikan padanya apa yang aku bisa lakukan. Dengan berbagai gaya, tanganku terus meremas-remas dan memijit-pijit gundukan kontol itu. Tetapi lama kelamaan justru tanganku sendiri yang semakin menikmati kegiatan itu. Dan semakin lama justru aku yang semakin kelimpungan. Aku kenang kembali kontol gede ini yang 40 menit yang lalu masih memenuhi kemaluanku. Yang tanpa meninggalkan celah sedikit pun mengisi rongga vaginaku. Dan ujungnya inilah yang untuk pertama kalinya bisa mentok ke dinding rahimku.. ah nikmatnya.. Pakee.. Aku mau lagii…’ aku berbisik lembut dengan setengah merintih. Kita cari waktu lagi Dik Mar… gampang… lain kali Dik Mar ’ tawar Pak Catur. Iyaa siihh.. Boleh dibuka ya Pak? Aku mau lihat lagi nih jagoan Pak?’ tanyaku sambil melempar senyum dan melirikkan mataku ke Pak Catur, ingin melihat reaksinya. Boleehh…’ dia jawab tanpa melihat ke aku, karena keramaian lalu lintas yang mengharuskan Pak Catur berkonsentrasi. Tanganku pun sigap. Pertama-tama kukendorkan dulu ikat pinggangnya. Kemudian kubuka kancing utamanya. Selanjutnya kuraih resluitingnya hingga tampak celana dalamya yang kebiruan. Di belakang celana dalam itu membayang alur daging sebesar pisang tanduk yang mengarah ke kanan. Oouu.. ini kali yang namanya stir kanan.. Kalau stir kiri, mengarahnya ke kiri tentunya… Dengan tidak sabar kubetot kontol Pak Catur dari sarangnya… Melalui pinggiran kanan celana dalamnya, kontol Pak Catur mencuat keluar. Gede, panjang, dan tampak kepalanya yang bulat berkilatan. Pada ujung kepala itu ada secercah titik bening. Oooww.. baru sekarang ini aku berkesempatan memperhatikan kontol ini dari jarak yang sangat dekat, bahkan dalam genggamanku. Rupanya precum Pak Catur telah terbit di ujung kepalanya. Precum itu muncul dari lubang kencingnya. Uuuhh.. indahnyaa.. bisakah aku menahan diri..?? Pak Catur mau khan…?? mau entotin aku lagi ’khan?’ kembali aku berbisik, mengajaknya untuk bercinta lagi. Heehh.. ya mau dong Dik Mar. Dik Mar mau bantu Pak Catur nih..??’ timpalnya kemudian. Gimana bantunya Pak? Ayoo.. berhenti duluu! Kita cari tempat lagii.. Hayoo.. Pak…!’ jawabanku enteng dan setengah memelas. Nggak bisa begitu dong, Dik Mar… kita nggak mungkin berhenti lagi. Ya ini ’khan macet nih jalanan… Maksudku, apakah.. eehh.. Dik Mar marah nggak kalau aku bilang ini ..??’ tandas Pak Catur. Nggak apa-apa Pak… saya rela koq. Saya mau bantu Pake… bener-bener lho Pak!’ tandasku lagi. Hmmm… kalau gitu… Pasti yang Pak Catur inginkan adalah aku mau menghisap-hisap kontolnya itu. Betul ’khan? Tapi aku juga berpikir cepat.. Tadi sewaktu di motel, Pak Catur membenamkan wajahnya ke selangkanganku tanpa risah-risih. Kemudian dijilatinya vagina, kelentit dan lubang kemaluanku. Dia juga turut menelan cairan-cairan birahiku hingga tuntas. Aku menjadi ingat prinsip adil dan setara yang aku katakan tadi. Mestinya aku yaa… nggak usah ragu-ragu untuk berlaku sama dengan apa yang telah dilakukan Pak Catur pada kemaluanku. Dia telah menjilati dan menghisap-hisap kemaluanku. Dan aku terus terang sangat menikmati jilatan dahsyatnya. Sekarang tampaknya Pak Catur seakan menguji diriku. Bisakah aku bertindak adil dan setara juga pada dirinya. Aku membayangkan kontol itu di mulutku… Dik Mar, sperma itu sehat lhoo! Bersih, steril, dan banyak vitaminnya. Itu dokter ahli lho yang ngomong. Cobalah, kontol Pak Catur ini pasti sedap kalau Dik Mar mau mengulumnya…’ aku sepertinya mendengar sebuah permohonan. Aku kasihan juga pada Pak Catur. Mungkin dia sudah mengharapkan hal ini sejak awal jalan bersama dari rumah tadi. Mungkin bahkan dia sudah mengharapkan jauh dari beberapa waktu yang lalu. Kini saat aku sudah berada di sampingnya, harapan itu nggak terkabul. Ah, aku jadi iba… Kulihat kembali kontol indah Pak Catur. Yaa.. benar-benar indah… apa artinya indah itu? Kalau memang itu indah.. sudah semestinya kalau aku menyukainya. Kalau aku menyukainya mestinya aku nggak jijik ataupun geli … Lihatlah precum itu… Indah bukan? bening, murni, dan mungkin juga wangi… dan juga bisa asin… Banyak lho yang sangat menyukainya… menjilatinya, menghisapnya… meminumnya cairannya… Tahu-tahu aku sudah merunduk, mendekatkan wajahku, mendekatkan bibirku ke kontol Pak Catur yang indah itu. Dan tanpa banyak tanya lagi aku telah mengambil keputusan… Ah.. ujung lidahku kini menyentuh, menjilat, dan merasakan lendir lembut dan bening milik Pak Catur. Yaahh… rasa asinnya begitu lembutt… Dik Maarr… Uhh enakk sekali… sihh… Ohh… terusshh…’ kepalaku mulai dielus-elusnya. Tak lama, dia sibakkan rambutku agar tidak menggangu keasyikanku mengulum kontolnya. Dan selanjutnya dengan penuh semangat aku mengulum kontol Pak Catur di mobil yang sempit itu. Kemudian Pak Catur sedikit memundurkan tempat duduknya, memberikan kesempatan padaku untuk menikmati ’pisang tanduk’nya. Dik Marr.. Terus Dik Marr.. Kamu pinter sekali siihh.. uuhh Dik Marr..’ aku terus memompa dengan lembut. Banyak kali aku mengeluarkan kepala itu dari mulutku.. Aku menjilati tepi-tepinya.. Pada pangkal kepalanya ada alur semacam cincin atau bingkai yang mengelilingi kepala itu. Dan sobekan lubang kencingnya itu… kujilati habis-habisan… Marr.. Marniihh… Oohhh… Terusshh… aahhss… enakkkhh sekaliiihh…’ terdengar racauan Pak Catur kembali. Sekitar 15 menit kemudian, sambil terus mendesah-desah nikmat tanpa henti, tibalah Pak Catur di puncaknya. Sambil terus mendengus-dengus dia berkata; ’Ohhh…Aahss… Dikk… Marrr… Saayaangg… aku mau keluar nihh Dik Marr.. Ohh… Akuuhh… Ohhh… Aku mau keluar nihh…!’ erangannya tambah kuat dan duduknya kurasakan semakin gelisah. Aku tidak menghiraukan kata-katanya, mungkin maksudnya semacam peringatan untukku, jangan sampai air maninya tumpah di mulutku. Dia masih khawatir mungkin aku belum bisa menerima semburan maninya. Tetapi apa yang terjadi padaku kini sudah langsung berbalik 180 derajat. Rasanya justru aku kini yang merindukannya. Dan aku memang merindukannya. Aku mau sekali merasakan sperma seorang lelaki jantan dan macho macam Pak Catur, langsung tumpah dari kontolnya ke mulutku. Lelaki yang bukan suamiku sendiri. Aku terus menjilati, menyedot, dan menghisap-hisap… Batangnya, pangkalnya, kepalanya, sedapat mungkin bibir atau lidahku meraihnya, disebabkan tempat yang sempit ini. Semua bagian kontolnya itu aku rambahi terus-menerus dengan mulut dan lidahku. Dan pengalaman pertama itu akhirnya hadir. Saat mulutku mengulum batangan gede nan panjang milik Pak Catur itu, aku rasakan kembali ada kedutan besar dan kuat. Kedutan itu kemudian disusul dengan kedutan-kedutan berikutnya. Kalau yang aku rasakan di motel tadi adalah kedutan-kedutan kontol Pak Catur dalam lubang vaginaku, sekarang hal itu aku rasakan di rongga mulutku. Diiringi erangan nikmatnya, kontol Pak Catur pun memuntahkan laharnya. Cairan, atau tepatnya lendir yang hangat nan panas menyemprot ke langit-langit rongga mulutku. Sperma Pak Catur tumpah ruah memenuhi mulutku. Entah berapa kali kedutan tadi. Tetapi sperma dalam mulutku ini nggak sempat aku telan seluruhnya karena saking banyaknya. Sperma Pak Catur berleleran di pipiku, daguku, dan juga ke kening dan rambut panjangku. Kontol Pak Catur masih berkedut-kedut saat kukeluarkan dari mulutku. Dan aku raih kembali untuk kuurut-urut agar semua sperma yang tersisa di batangnya, bisa terkuras habis keluar. Mulutku langsung menyedotnya. Sekali lagi, pengalaman pertama dalam menyeleweng ini, benar-benar memberiku pengalaman baru yang sangat sensasional bagiku. Sesuai rencana, aku diturunkan di Pasar oleh Pak Catur. Sungguh aku merasa keberatan untuk perpisahan ini, walaupun kami bisa bertemu lagi. Kugenggam tangannya erat-erat, untuk menunjukkan betapa besarnya arti Pak Catur bagiku saat itu. Pak Catur juga tampaknya keberatan dengan perpisahan ini. Bisa kurasakan tatapan mesranya sebelum melepas tanganku. Sebelum berpisah, kami sempat membuat janji untuk mengulangi lagi peristiwa nikmat ini di lain waktu. Aku pun berjalan dengan gontai saat menuju toko kertas dekorasi di pasar itu. Sesaat aku turun dari taksi sesampainya di rumah, kulihat Mbak Surti tampak cemberut. Aku biarkan. Pada teman yang lain aku beralasan banyak bahan yang aku cari, stoknya sudah habis sehingga aku menunggu cukup lama. Di ujung jalan sana kulihat mobil Kijang Pak Catur. Mungkin dia sudah lama lebih dahulu sampai di kompleks. Orang-orang pemasang tenda dan pengatur sound system sudah mulai melaksanakan tugasnya. 2 jam lagi acara akan dimulai. Aku pamit pulang sebentar untuk menengok rumah. Aku mandi lagi sambil mengenang peristiwa indah yang kualami sekitar 2,5 jam yang lalu. Saat sabunku menyentuh kemaluanku, masih tersisa rasa pedih pada bibir kemaluannya. Ketika kuperiksa, tampak beberapa rambut ada dalam genggaman tanganku. Mungkin rambut-rambut itu adalah jembut Pak Catur yang tersangkut saat kontolnya keluar- masuk menembus memekku dalam berbagai posisi tadi. Dan itu biasanya menimbulkan luka kecil yang terasa pedih pada bibir vaginaku saat terkena sabun seperti ini. Aku hanya tersenyum kala melihat jembut-jembut Pak Catur itu. Langsung saja terbayang di mataku apa yang akan kami lakukan malam nanti, istri Pak Catur beserta anak-anaknya jadi pulang ke kampung halamannya setelah acara hajatan itu selesai. Aku hanya berharap agar keberuntungan kembali lagi terjadi pada kami, seperti tadi siang. Sekarang yang perlu aku lakukan hanyalah bersiap-siap, sebelum semuanya berlangsung sesuai harapanku. Bersambung…BuNingsih. Kami bertetangga dengan sebuah keluarga PNS yang baru pindah dari Jogya. Ayahku adalah pegawai negeri sipil biasa dan Pak Achmad adalah juga PNS tetapi punya kedudukan yang lebih tinggi. Kalau gak salah Pak Achmad berasal dari kota Klaten sedangkan Bu Achmad berasal dari Jogya. Pak Achmad ini orangnya gemuk pendek dan berkulit agak
“pulang pak…” sapa Pak Rt kepada Pak Karyo dari teras halaman. “eh… iya nih Pak.” Jawab pak karyo. Pak karyo melanjuti “oh iya pak… saya baru inget. Dari kemaren saya belum sempet ngasih formulir kartu keluarga yang diminta. Nanti saya anterin ya pak…” pak karyo mengingatkan keterlambatannya. “iya pak.. tolong disegerakan. Biar saya bisa langsung kasih ke RW” seru pak rt yang bernama asli Rojak itu. Pak karyo pun pamit dan pak rt melanjutkan lagi menyapu halamannya. Pak rt sore itu memakai sarung dengan kaos oblong warna putih. Menunjukan badannya yang gempal dan kulitnya yang kuning langsat. Rambutnya hampir penuh uban tetapi wajahnya masih fresh,tidak terlalu tua diumurnya yang 58. Pak karyo sendiri,berumur 46. Ia pegawai salah satu bank dijakarta dan sudah mempunyai 2 anak. Pakaiannya selalu rapih,dengan kacamata dan rambut yang klimis dan badannya tegap,ia salah salah satu primadona ibu ibu disana gossip yang beredar. Sesampainya pak karyo dirumah,ia disambut oleh sang istri. Dan pak karyopun bergegas untuk mandi. istrinya mengajaknya berbicara,ia hanya menjawabnya seperlunya. kamar tidur pak karyo memiliki kamar mandi sendiri. Didalam kamar,pak karyo langsung bertelanjang,ia menyalakan pancuran air terlebih dahulu dan membiarkan airnya hangat. Pak karyo berkeliling kamar dengan bugil,kontolnya masih tidur ditutupi oleh jembut yang tumbuh subur. Kedua kaki pak karyo terlihat jenjang dan kencang saat berjalan. Ia berjongkok untuk menggapai barang dibawah kasurnya,saat itu juga pantat pak karyo merekah. Menunjukan lobang pantat yang merah,bulu bulu juga menghiasi lobang itu. Pak karyo rasa air sudah menghangat,ia pun kembali ke kamar mandi. ia berdiri dibawah pancuran,air hangat langsung membasahi badannya yang berkulit coklat manis itu. Ia mengusap ngusap wajahnya,ia mengusap badannya,ia mengusap ketiaknya,ia mengusap kontolnya,ia mengusap pahanya,ia mengusap pantatnya,ia mengusap betisnya. Ia berikan semua kehangatan kesekujur tubuhnya. Ia merasa sudah segar kembali tapi entah kenapa ia merasa sange tiba tiba. Ia sentuh pelan kontolnya seraya membersihkan. Lama kelamaan kontol itupun tegang dengan sentuhannya sendiri. Dalam posisi menghadap ke pancuran,pak karyo bermain dengan kontol dan bijinya. Ia kocok kocok pelan “haaahhh..” desahan kecil mulai terdengar. Ia lepaskan genggaman tangannya,ia bebaskan kontol itu. Batang kontol yang tegak berdiri,dengan kepala kontol yang seperti jamur itu sudah ngaceng maksimal. “pah.. mandi kok gak bawa handuk?” seru istri pak karyo yang langsung masuk kekamar mandi. istrinya kaget melihat pak karyo mandi dengan kontol yang ngaceng. Pak karyo sendiri memberikan senyuman nakal. Pak karyo melangkah keluar,menghampiri istrinya. Handuk digenggaman istrinya ia ambil. pelan pelan pak karyo memeluk tubuh istrinya dan mengecup bibir yang berwarna merah pucat itu. Istrinya hanya menerima pasrah perlakuan sang suami. Tangan pak karyo yang awalnya memeluk sekrang sudah berganti tempat,ia remas remas kedua tete istrinya. “eeenngghhhh.. paaaahhh” desah sang istri. Pak karyo tak memperdulikan desahan itu. Ia tetap mencium dengan semangat sang istri. Pak karyo turun ke leher,ini membuat istri pak karyo semakin gelagapan. Ia mencakar cakar punggung sang suami. Kontol pak karyo sendiri sudah mengeluarkan cairan bening,menandakan dia sangat sange. Setelah leher,pak karyo membenamkan wajah ditete yang kenyal itu. “maaaahhhh…” teriakan suara anaknya diluar. “maaahhhh idho pulang…” pak karyo dan istrinya sontak kaget. Sang istri langsung mengehentikan ciuman sang suami “paaahhh… udah paaaahhh…” bisiknya. Dirasa tanggung,Pak karyo tetap menjilat jilat. Istrinya sedikit kesal karena pak karyo tak juga berhenti menjilat,lalu ia mencubitnya “aduh” pak karyo pun berhenti. Dan sang istri pun meninggalkan pak karyo untuk membuka pintu depan. Kini pak karyo sendirian dengan kontol yang ngaceng berat. Ia mencoba menunggu sang istri,tapi tak ada gunanya karena anak mereka sudah pulang jadi tak begitu leluasa. Ia pun kembali mandi,ia berpikir untuk ngeloco. Rasa nikmat yang diberikan berbeda,ia pun menghentikannya. Saat makan malam pak karyo teringat tentang formulir yang ia janjikan berikan ke pak rt tadi. Selesai makan pak karyo pun pergi “mah… aku kerumah pak rt dulu ya. Nganterin formulir buat kartu kesehatan”. Dijalan menuju kerumah pak rt,pak sugeng menyapa pak karyo “mau kemana pak…” pak karyo pun menghentikan langkahnya. “ini pak,mau kerumah pak rt ngenterin formulir” kata pak karyo. “oh… kebetulan,saya juga ingin kerumah pak rt,ada urusan. Yaudah kita bareng aja” seru pak sugeng. Mereka pun berangkat bersama. Sesampainya didepan rumah pak rt,keadaan sepi. “permisi… pak rt…” panggil pak karyo. Tak ada yang menjawab. Pak karyo kembali memanggil “pak rt….” sambil ia ketok pagernya. “mungkin pak rt sedang pergi pak…”pikir pak sugeng. Pak rt ada didalam,ia seorang diri,karena istrinya sedang keluar kota menjenguk sang anak yang tengah kuliah disana. dan pak rt sedang asyik menonton film porno dari komputernya memakai headset,karena itu ia tidak mendengar panggilan pak karyo. Pak karyo pun tak ingin menyerah,ia tetap memanggil “pak rt… trok trok trok” suaranya semakin kencang. Pak karyo ingin memberikan formulir ini sekarang juga,ia takut lupa lagi. Pak rt pun engeuh,seperti ada yang memanggil dari luar. Ia pun melongok dari jendela. “wah.. pak karyo dan pak sugeng…” ia langsung bergegas memakai sarung dan keluar kamar. “iya pak.. sebentar…” seru pak rt dari dalam. Pak rt pun menampakan wajahnya. “maaf pak malem malem mengganggu” seru pak sugeng. “oh ndak papa pak… maaf tadi saya ketiduran. Mari masuk pak…” pak karyo dan pak sugeng pun masuk. Keadaan rumah sepi,pak karyo bertanya “ibu kemana pak.. kok ndak kelihatan?” “ibu sedang nemuin anak yang sedang kuliah diluar kota pak…”. mereka pun duduk bersama. Pak karyo dan pak sugeng langsung memberikan keperluan mereka. Pak rt terlebih dahulu menawarkan minum. Pak rt bangkit dari duduknya,didalam sarung itu ia tidak memakai sempak. Jadi pantatnya yang besar terlihat mulus. Pak sugeng memperhatikan itu. pak karyo menawarkan rokok kepada pak sugeng. Pak karyo dan pak sugeng sendiri rumahnya berdekatan dan anak mereka pun bersekolah disekolah yang sama,jadi mereka sudah cukup akrab untuk ngobrol. “ini pak kopinya…” pak rt membawa nampan dengan 3 gelas kopi. Pak rt langsung menyalakan rokok kreteknya untuk menemani ngopi. Mereka kembali melanjutkan obrolan tentang urusan mereka. Pak sugeng yang sedari awal memperhatikan pak rt,menegaskan pandangannya. Sarung pak rt berwarna putih,dan diselangkangannya ada bercak cairan yang melebar. Pak rt tak menyadari kalau precumnya menetes keluar. Dalam duduknya,pak rt membuka lebar kakinya,tonjolan kontolnya benar ketara. Pak sugeng pun yakin kalau pak rt tak pakai sempak!. Pak sugeng bukannya fokus diobrolan,dia malah guyon soal pak rt. “masih senang ngeloco pak?” seru pak sugeng sambil senyum senyum. Pak rt dan pak karyo pun bingung mendengar itu. “apa pak…?” pak rt menegaskan. “itu ngencrit…” pak sugeng menunjuk selangkangan pak rt. Pak sugeng memang terkenal tukang ngebanyol,apalagi soal seks. Pak rt langsung mengecek kebenaran itu,dan omongan pak karyo benar adanya!. “gue gak sadar…” dalam hati pak rt berucap. Wajah pak rt berubah merah,menahan malu. “hehehe iya pak… tadi lagi enak enak tidur eh kepengen” pak rt mencoba ngeles. “enggak papa lah pak…. wajar kita laki laki” seru pak karyo dibalik diamnya. Obrolan mereka bertiga sudah ketebak akan berakhir kemana. “saya juga tadi sore pulang kerja sange tapi yah apa boleh buat kalau harus menunggu anak tidur dulu” pak karyo terlihat santay. “wah.. kalau saya sih gak bisa pak. Kalau udah kepengen yah harus dituntasin. Kalo enggak,palaku pusing!” pak sugeng protes. Pak rt yang duduk dihadapan mereka pun mencoba menutup mulut. “kalo bapak sendiri ngeloco pakai apa?” pak sugeng mengambil kendali. Pak rt menjawab seadanya “film porno pak”. pak karyo sedikit tidak percaya mendengar itu “bapak suka nonton porno?”. Pak rt tersipu malu “yah begitu pak…” pasrah kata katanya tentang aib yang sedang terbongkar. “memang,bu rt ndak marah?” lanjut pak karyo. “yah saya diem diem pak. kalao ketauan wah.. gawat!” pak rt tertawa. “saya sih dilarang sama istri,bisa bisa gak dikasih jatah kalo ketauan” kata pak sugeng. Pak karyo memikirkan tentang film porno milik pak rt,nafsunya kembali bangkit,ia ingin menuntaskan perkara tadi sore yang tertunda. “pak.. boleh saya lihat filmnya?” pelan pak karyo bertanya. Pak rt agak sedikit kikuk,antara iya atau tidak. Titit pak rt yang lemas seketika bangun,terusik oleh film porno yang sempat ia tunda,itu menandakan “iya”. Mereka bertiga pun berpindah keruang kerja pak rt,yang agak sedikit kebelakang rumah. “waaaahhhh… bapak bener nonton porno!” pak sugeng seperti tak percaya melihat layar komputer yang bergambar memek tengah kemasukan kontol. “iya,tadi saya pause,saya denger bapak bapak memanggil diluar!” pak rt seperti protes karena kesenangannya terganggu. Pak karyo mengambil bangku lagi “ayo pak disetel filmnya” terlihat pak karyo sudah tak sabaran. Pak rt langsung menungging,menggenggam mouse dan “klik” filmnya pun berjalan lagi. Pak rt dan pak karyo duduk bersebelahan dan pak sugeng berdiri,bersandar dibangkunya pak rt. “aaaahhhh… aaahhhh…” desah wanita jepang didalam film. “wah… mantep nih!” seru pak sugeng. Yang awalnya perempuan itu sedang di entot oleh seseorang,tiba tiba datang 5 orang bapak bapak jepang,yang langsung menarik sang pria dari sedotan memek sang wanita. Ke 5 orang itu langsung memukul sang pria,dan mengikatnya di samping,mulutnya disumpel dan pria itu dibaringkan dibelakang. Ke 5 bapak bapak itu tak menyia nyiakan wanita yang sudah bugil itu. mereka langsung menerkam wanita itu. teriakan pun menggema. 1 orang bapak langsung mencaplok memeknya,2 orang bapak bermain dengan tetenya,satu meneydot bibir sang wanita,dan satu lagi menyuruh sang wanita menggenggam kontolnya. Ke 5 orang bapak bapak itu sangat rakus. Tubuh sang wanita yang putih bening,tercetak kemerahan dibadannya,karena kasarnya perbuatan mereka. Serta air liur mereka membasahi tubuhnya. Sarung pak rt sudah membentuk tenda,ia tak menyadari kontolnya yang ngaceng. Pak karyo sendiri,meraba raba kontolnya. Pak sugeng hanya tetap fokus melihat layar. “pak.. aku buka celana ya?” izin pak karyo yang sepertinya sudah tak memperdulikan sekitarnya. Entah sange atau apa,Pak karyo dengan cepat sudah melepas celananya. Kontolnya tegak menantang,tanpa malu ia bugil didepan orang. Pak rt hanya mengangkat sarungnya,membebaskan kontolnya yang pendek gemuk itu ngaceng,cairan bening sudah keluar dari kontol pak rt,lumayan banyak. Pak sugeng masih tetap memakai celana,entah malu atau apa. Pak karyo mulai mengocok ngocok kontolnya yang panjang dan besar. “beruntung nya mereka… bisa dapet daun muda” kata pak karyo. Satu dari bapak bapak itu,mulai menyodok memek sang perempuan,bapak bapak yang berdiri disekitarnya hanya tertawa melihat sang perempuan merintih. “lobang memeknya,mulutnya… “ kata pak sugeng tak percaya. Bapak yang sedang asyik mengentot itu menyuruh sang wanita merubah posisi. Bapak itu rebahan,ia menyuruh si perempuan menduduki kontolnya. Perempuan itu pasrah menuruti,sesaat kontol tenggelam didalam memeknya “eeennggghhh..” wanita itu menggigit bibir bawahnya menahan kenikmatan. Tiba tiba satu orang bapak berdiri dibelakang sang perempuan,mengelus ngelus lobang pantatnya. Wanita itu merasa takut dan mencoba melarang sibapak. Tamparan dipantatnya yang semokpun didapatkannya,karena mencoba melarang. Tanpa aba aba lagi sibapak itu langsung menyodok lobang anusnya “aaaaaaaaaaaaaa….” perempuan itu teriak dengan air mata. Mereka tertawa terbahak bahak melihatnya. Sekarang ada dua kontol didalam lobang nya. “gila…. sampe lobang pantat juga diembat!” seru pak rt. “istri saya enggak pernah mau kalau saya minta isep,katanya jijik…” pak karyo melanjuti. “dulu mantan istri saya suka banget ngisep… saya kalo udah di isep dia,keluarnya cepet” kata pak rt. “saya ikutan buka celana yah…” dan sekarang pak sugeng sudah bugil,kontolnya lebih besar dari pak rt dan pak karyo. Mereka melihatnya sedikit aneh,kontol pak sugeng seperti punya orang luar!. “saya udah gak kuat pak…” pak sugeng mengocok ngocok kontolnya. “kuat berapa lama tuh?” pak rt melirik kontol pak sugeng. “hahaha… istri saya aja kwalahan kalo ditumbuk pake ini pak…” bangganya pak sugeng. Mereka lanjut lagi menonton. Tapi kenyataan yang ada sekarang lebih bikin sange daripada film,pikir pak sugeng,ia sangat ingin mengocok dan menghisap kontol bapak bapak ini. Niat isengnya pun hadir. “pak kita saling bantu kocok aja,biar enak keluarnya…” serunya. Pak karyo dan pak rt menatap aneh. “saya sih dulu waktu dikampung sering ngeloco bareng dengan teman teman. Memang bapak bapak gak pernah?” pak sugeng menyakinkan dan mengesankan mereka. Dalam pikir panjang,pak rt mulai mengocok kontolnya,seperti memberi kode kepada pak sugeng. Pak sugeng pun langsung menggenggam kontol pak rt tanpa risih. Pak rt menyandarkan tubuhnya,menikmati kontolnya dikocok kocok. Pak sugeng turun,ia juga menghisap kontol pak karyo tanpa permisi “heeehhh.. pak ngapain?” pak karyo kaget tapi kontolnya sudah masuk kedalam hangatnya mulut pak sugeng,ia pun tak jadi menolak. Pak sugeng menghisap kontol pak karyo dengan rakusnya dan meloco kontol pak rt dengan cepatnya. “paaaakkk suuudddaaahhh…” pak rt langsung menepis tangan pak sugeng. “saya nanti bisa keluar! Saya masih ingin berlama lama…” pak sugeng tersenyum. Sekarang pak rt hanya memandangi kontol pak karyo didalam mulutnya pak sugeng. Dari dekat ia bisa melihat dengan jelas,mulut pak sugeng yang membuka lebar,maju mundur. “bapak enggak jijik?” tanya pak rt. Pak sugeng hanya menggelengkan kepalanya. Pak rt memperhatikan wajah pak karyo yang ke enakan. Pak rt serasa iri,ingin menikmati sedotan pak sugeng juga. Ia lantas meyodorkan kontolnya ke pak sugeng “pak…” pak sugeng langsung melahapnya. “uuuuhhh….” pak rt menahan kepala pak sugeng. “enak pak?” tanya pak karyo polos. Pak rt hanya tersenyum dengan tangannya menuntun kepala pak sugeng. Tangan pak sugeng tk dibiarkan menganggur,pak karyo menyodorkan kontolnya yang langsung digenggam oleh pak sugeng. Pak karyo mengocok kontolnya dengan tangan kirinya. Secara bergantian pak sugeng menyedot kontol bapak bapak itu. 15 menit berlalu,pak sugeng bangkit berdiri “gantian dong pak…” pintanya. Pak rt dan pak karyo menunjukan ekspresi menolak dan pak karyo lagi lagi meyakinkan “pelan pelan saja bapak bapak… “ serunya. Pak sugeng langsung memberikan kontolnya yang besar itu ke pak rt,kontol hitam besar dan gemuk itu terpampang dihadapan wajah pak rt. Pelan pelan pak sugeng memajukan kepala kontolnya dimulut pak rt,ia mainkan kepala kontolnya dibibir pak rt “eeehhhmm eeehhhhmmm…” suara penolakan dari pak rt. Pak karyo yang sedikit menjauh langsung ditarik oleh pak sugeng “kocokin peler ku pak…” pak karyo hanya menurut. Suasana sudah dikendalikan kembali oleh pak sugeng. Posisi pak sugeng berdiri,pak rt duduk dibangku dan pak karyo duduk dilantai,ungguh pemandangan yang menggiurkan. “aaaaahhhhhhhh…. “ pak rt mulai memberanikan diri membuka mulutnya. “enak pak…” hangat terasa kepala kontol pak karyo rasakan. Pak karyo pun mengikuti jejak pak rt,ia mulai mengemut biji peler pak sugeng secara bergantian. Walau pak akryo mencium aroma pesing dari selangkangan pak sugeng tapi ia tetap menjilat jilat. “eeeennggghhh….” sekarang setengah batang kontolnya pak sugeng sudah terbenam dimulut pak rt,pak rt kesulitan bernafas. Pak rt memegang dua kepala bapak bapak itu seraya membimbing. “iya enak paaakkk aaaahhhh…”. tiba tiba pak sugeng menarik kontolnya secara spontan dari dalam mulut pak rt dan ia mencium pak rt. “eeeehhhhmmm…” pak rt gelagapan. Percaya tidak percaya ia berciuman sesama lelaki. Pak karyo langsung mengambil kontol pak sugeng yang menggantung dan langsung diemut. “aaaahhh. Ahhhhh… ahhhh..” peju pak sugeng mulai menetes netes tapi belum ngencrot. Sambil berciuman dengan pak rt,pak sugeng mengentot mulut pak karyo. “aaaaahhh… aaahhh…aaahhhh…” pak sugeng terus terusan mengerang. Dan “aaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh “ pak sugeng ngencrot. Peju langsung membanjiri mulut pak karyo. Pak karyo pun mengocok dengan cepat kontolnya dan “crrrooooootttttt eeeehhhhmmmm” peju muncrat daril lobang kontolnya. Pak sugeng langsung menarik kontolnya dari mulut pak karyo,peju yang banyak langsung meleleh keluar. Pak karyo langsung merebahkan diri dilantai dan pak sugeng duduk disebelah pak rt. Diantara mereka hanya pak rt yang belom ngencrot. “pak… aku belum keluar,gimana ini…” melas pak rt. “sabar pak…” pak sugeng meyakinkan pak rt kalau ia juga akan menikmati. Lantas pak rt kedapur mengambil air. Pak sugeng menatap pak karyo yang kelemasan. Ia menghampirinya. “pak… sedotan mu tuh enak sekali” mereka berbaring sebelahan. “ini pertama kali aku isep kontol pak!” mereka tertawa. Lalu pak sugeng membersihkan sisa sisa peju dipipi dan dagu pak karyo. Mereka saling menatap dan “eeehhhhmmm.. eennggghhh..” mereka berciuman. Bibir mereka berdua terpagut,lidah mereka berdua saling mengikat,dan aroma peju semerbak tercium. Mereka ciuman dengan penuh semangat,mereka berguling,pak karyo memeluk pak sugeng dengan erat,pak sugeng sendiri mengusap wajah pak karyo,mereka berdua sedang dibuai nafsu kedua. Pak rt yang kembali dari dapur kaget melihat kedua bapak itu sedang berciuman. “sini pak…” pak sugeng mengajak pak rt untuk gabung. Tapi pak rt kembali duduk tanpa gabung. Pak rt hanya melihat mereka berdua menyatu oleh kedua bibir mereka menempel. pak sugeng semakin bernafsu “pak punya minyak urut?” “punya pak… kenapa?” “yaudah tolong diambil” pak rt pun menuruti. “buat apa pak?” tanya pak karyo dalam kondisi dibawah badannya pak sugeng. Pak sugeng hanya tersenyum dan kembali ciuman lagi. Bersambung…
NikmatnyaBercinta Dengan Pak RT (1) Sekitar pukul 10 pagi, saat aku ingin berenang, tiba-tiba pintu rumahku ada yang mengetuk. Aku yang sudah melepas handukku harus terpaksa memasangnya lagi dan kembali ke ruang tamu. Entah siapa yang datang bertamu. Jahatnya Pak RT Cerita Dewasa – Aku masih ingat. Tahun 2007 silam aku diangkat sebagai Ketua RT oleh warga komplek di perumahan ku di Kelapa Gading Jakarta utara. Seperti biasa pekerjaan seorang ketua RT. Di lingkungan perumahanku yaitu menarik iuran keamanan dan kebersihan setiap bulannya. menyipan daftar warga dan membuat surat pengantar. 3 bulan lebih menjadi ketua RT, aku mulai tahu secara lengkap profil setiap wargaku. Dari usia, alamat, telephon maupun berapa jumlah anggota keluarganya. Eh ternyata di lingkungan komplekku banyak sekali Ibu-ibu mudanya mereka cantik dan sexy-sexy, usia antara 25-32 Tahun. Setelah aku mempelajari data dan situasi. Aku tertarik pada istri tetanggaku yg cantik,putih dan sexy. Ia benama Titis. Usianya baru 25 Thn dan belum mempunyai anak. Suami Titis seorang pengusaha kayu. Jarak usia Titis dan suaminya terpaut 13 Thn. Karena suaminya sering ke kalimatan, Titis sering sendiri. Dalam sebulan, suaminya paling hanya 2-2,5 minggu di rumah. Dengan semangat 45 aku mengatur berbagai strategi agar aku harus mendapatkan / meniduri Titis istri tetanggaku, tepatnya akhir Maret lalu. Seperti biasa aku sengaja datang ke rumah Titis untuk menagih iuran keamanan dan kebersihan. Saat itu waktu menunjukkan pukul WIB. Aku mengetok pintu rumah Titis. setelah beberapa saat, pintu dibuka. Dan ternyata yg membukakan pintu Titis sendiri. “Eh, pak RT. Maaf lama bukakan pintunya. karena pembantuku tidur dia sedang sakit katanya. Ada apa nih pak? Kok repot-repot datang ke sini sendiri?,” tanya Titis, saat membukakan pintu. “Ayo masuk pak !!,” ajaknya. “Nggak, cuma mau menarik iuran kamsih aja kok. Suami sedang di kalimantan ya?,” tanyaku. “Iya nih mungkin lusa dia baru balik,” jawabnya. “Kita ngobrol di ruang tengah aja ya karena AC di ruang tamu sedang rusak,” sebutnya. “Oya nggak apa-apa,” jawabnya seraya duduk di sofa ruang keluarganya. Saat itu Titis menggunakan daster transparan saat itu. sehingga BH dan CD nya yg berwarna hitam terlihat transparan aleh terangnya lampu ruang keluarga. Aku tdk konsentrasi saat paha yg putih mulus tepat didepan mataku. Kusodorkan kartu iuran agar di tanda tangani, ah saat itu Titis membungkuk dan terlihat jelas buah dadanya yg putih dan bulat dari balik dasternya. Kami ngobrol kesana kemari dan waktu sudah menunjukan Yg ada dalam pikiranku saat itu bagaimana aku bisa mencumbu dan melumat buah dada Titis ukuran 36B dan segera ingin meremas dan mengemutnya. Pembicaraan semakin akrab, sampai mengarah pada masalah pribadi. “Oya pak, aku ambilkan dulu uang iurannya di kamar. Bapak mau minum apa? Ambil aja sendiri di kulkas. Maklum pembantu sakit, pak,” ujarnya. setelah Titis masuk kekamar. Pikiran kotorku semakin menjadi jadi. aku berdiri dan nekad membuka pintu kamar Titis yg ternyata tdk dikunci. Titis masih di kamar mandi. Kututup pintu kamar dari dalam. Setelah kulepas baju dan celana panjangku. Aku tinggal memakai CD. Beberapa detik kemudian Titis keluar dari kamar mandi hanya mengenakan BH hitam saja. Ia kaget melihat aku masuk ke kamar dan tdk mengenakan busana. Secepatnya aku langsung mendorong tubuh Titis ke ranjang. Dan langsung tubuhku menindihnya. “Dominobet – Jangan pak, jangan pak. Sadar pak,” mintanya sambil memberontak,” Tanpa banyak bicara, aku langsung mencumbui Titis. Bibirnya yg mungil langsung ku lumat habis. Sekitar 4 menit kemudian, Titis ulai pasrah dan mulai menikmati ciumanku turun kebawah.. akhrinya sampailah aku pada buah dada Titis yg masih tertutup oleh BH Triumph 36 B. Tanganku kiri terus meremas payudara Titis yg putih,montok dan tertutup BH hitam , sedang tangan kananku menyusup dibawah punggung Titis untuk mencari dan membuka tali pengikat BH Titis. Kutemukan pengkait BH nya dan kubuka pengkaitnya. Dengan posisi Titis yg masih tertindih dibawahku. kukepas BH nya kedepan. “Jangan pak, jangan !! Aku sudah punya suami,” harap Titis. BH Titis sudah terbuka. K0ntolku spontan mengeras. Tatkala kulihat buah dada Titis yg montok, bulat dengan punting kecil berwarna pink yg mancung keatas. Langsung kusedot, dan ku permainkan punting Kecil Titis yg mancung dengan lidahku dan gigitan mesraku. secara bergantian yg kanan dan yg kiri. Sambil tangan kananku terus membelai lembut memek Titis yg ditumbuhi bulu-bulu yg halus. bibir Memek Titis cukup tebal sehingga jari jemari tangan kamanku semakin napsu untuk mem-permainkannya. Setelah aku berhasil mencumbu payudara Titis dan tanganku aktif membelai dan menggosok Memeknya. Titis mulai menimati permainanku. terbukti dengan desahan desahan Titis yg terdengan lirih di telingaku. Cumbuanku terus ke bawah, melewati pusar dan terus 2. akhirnya sampailah bibirku pada Memek atau bagian paling sensitif dari Titis. kucium bibir Memek Titis yg sdh mulai membasah. OH.. memek yg yg harum.! sangat berbeda dengan memek istriku. kupermainkan bibir memek Titis dengan bibir dan lidahku.. sekali kali kusedot sedot bibir memeknya. Kenapa ini ku sebut bagian sensitif dari Titis, karena saat ku cumbu Memeknya desahan Titis tdk terdengar lirih lagi, Tapi semakin keras terdengar. dengan posisi kaki kanan dan kiri Titis menggelinjang kegelian. “Mau Dapat Uang Dengan Main Game Online? Buruan Daftar Diri Anda di Domino QiuQiu , Dapatkan Jackpot Dari Game Ini” “Aahh.. Terus pak. Enak.!!!,” desahnya. Titis mulai terangsang hebat. Dia menarik kepalaku ke atas dan dia menciumiku dengan ganasnya. Gantian tangan kanan Titis memegani dan meremas remas MR P ku. yg semakin tegang. Kutarik tubuh Titis ke tepi ranjang, kurebahkan tubuhnya. Sambil posisi berdiri kuantat sedikit pantat Titis agar aku mudah mengarahkan k0ntolku ke Memeknya. tanpa basa basi kutancapkan k0ntolku ke memek Titis yg masih sempit itu. “AHH..!!!!,” teriak Titis dengan mata terbelalak. K0ntolku terus keluar masuk menghujani Memek Titis yg semakin kian membasah, sambil sekali kali ku goyang goyangkan pantatku kekiri dan kekanan. “ Pak!! Terus-terus. Enak sekali pak,” katanya. Permainanku dengan Titis terus berjalan. dan berakhir setelah kutari k0ntolku dan ku muntahkan cairan spermaku di dalam memeknya. Aku terbaring lemas disamping tubuh Titis yg basah dengan keringat. “Pak, kamu hebat!!,” kata Titis padaku. “Kamu juga hebat. Beda dengan istriku. Kamu tdk hanya Cantik, putih dan Sexy tapi juga menggemaskan dan menggairahkan dalam bercinta,” kataku. “Ah bisa aja pak,” Titis tersenyum. Titis mengaku, semenjak 1,5 tahun menikah dengan suaminya, belum pernah ia merasakan nikmat dan klimaks seperti saat ini. “Apa karena suamiku badannya kegemukan dan kecapaian ya pak? sehingga dia malas mencumbuiku bila kita mau berhubungan,” tanyanya. “Dia selalu menonton film blue sebagai pemanasan sebelum berhubungan denganku. Setelah dia terangsang, main tancap saja tanpa memperhatikanku dan mencumbuku terlebih dahulu. Aku terasa seperti pelacur yg tdk berhak untuk mendapatkan kenikmatan yg seimbang dalam bercinta. Meskipun secara materi aku terpenuhi.” cerita Titis nanar habis mereguk kenikmatan. “Tapi kita sudah berdosa pak. Kita menghianati pasangan kita masing-masing kata Titis. kasihan juga istrimu,” ingatnya. “Aku juga tdk bahagia nikah dengan istriku. Istriku gendut dan tdk se sexy kamu. Kita bekomitmen bahwa hubungan ini hanya kita berdua yg tahu,” mintaku. Setelah itu aku memakai bajuku dan pulang ke rumah dengan tubuh yg segar. Kalau aku nggak buru2 pulang nanti bisa ketahuan tetangga yg lain karena waktu sudah menujukan jam WIB. Nggak lucu kalau Aku ketahuan warga sebagai ketua lama-lama di rumah Titis. Sejak peristiwa tersebut, aku dan Titis sering mengentot. Bukan saja di rumahnya, semak-semak, bahkan kami sering menginap di hotel atau liburan keluar kota berdua. Titis sangat berkeinginan memiliki anak. Dan selama tiga bulan aku sering mengentotnya, dia pun hamil. Apakah anaknya seperti aku ya? Kita lihat saja nanti.CeritaDewasa : Memek Becek Bu Lusi - Namaku adalah Rangga, umurku sekarang adalah 23 tahun Lama-kelamaan hanya rasa enak yang terasa saya gadis berumur 19 tahun Ya, dikompleks ini yang menjadi kembang adalah ibu RW yang tinggal disebelah rumahku News Feed Comments News Feed Comments. Majikan Ngentot dengan supir Pribadinya “pak Warso
Pak Hambali adalah ketua RT di daerah tempat aku tinggal. Ia sering datang ke rumahku untuk keperluan menagih iuran daerah dan biaya air ledeng. Dia adalah seorang pria berusia sekitar 50 tahunan dan mempunyai dua istri. Benar kata orang bahwa dia ini seorang bandot tua, buktinya ketika di rumahku kalau aku melewat didepannya, seringkali matanya jelalatan melihat padaku seolah-olah matanya tembus pandang ke balik pakaianku. Bagiku sih tidak apa-apa, aku malah senang kalau tubuhku dikagumi laki-laki, terkadang aku memakai baju rumah yang seksi kalau melewat di depannya. Aku yakin di dalam pikirannya pasti penuh hal-hal yang jorok tentangku. Pada suatu hari aku sedang di rumah sendirian. Aku sedang melakukan fitness untuk menjaga bentuk dan stamina tubuhku di ruang belakang rumahku yang tersedia beberapa peralatan fitness. Aku memakai pakaian yang enak dipakai dan menyerap keringat berupa sebuah kaus hitam tanpa lengan dengan belahan dada rendah sehingga buah dadaku yang montok itu agak tersembul keluar terutama kalau sedang menunduk apalagi aku tidak memakai BH, juga sebuah celana pendek ketat yang mencetak pantatku yang padat berisi. Waktu aku sedang melatih pahaku, tiba-tiba terdengar bel berbunyi, segera saja kuambil handuk kecil dan mengelap keringatku sambil berjalan ke arah pintu. Kulihat dari jendela, ternyata Pak Hambali yang datang, pasti dia mau menagih biaya ledeng, yang dititipkan ayah padaku tadi pagi. Kubukakan pagar dan kupersilakan dia ke dalam “Silakan Pak duduk dulu ya, sambil nunggu saya ambil uangnya” senyumku dengan ramah mempersilakannya duduk di ruang tengah “Kok sepi sekali dik, kemana yang lain ?” “Papa hari ini pulangnya malam, tapi uangnya udah dititip ke saya kok, mama juga lagi arisan sama teman-temannya” Seperti biasa matanya selalu saja menatapi tubuhku, terutama bagian dadaku yang agak terlihat itu. Aku juga sadar kalau dadaku sempat diintip olehnya waktu menunduk untuk menaruh segelas teh untuknya. “Minum Pak” tawarku lalu aku duduk di depannya dengan menyilangkan kaki kananku sehingga pahaku yang jenjang dan putih itu makin terlihat. Nuansa mesum mulai terasa di ruang tamuku yang nyaman itu Dia menanya-nanyaiku sekitar masalah anak muda, seperti kuliah, hoby, keluarga, dan lain-lain, tapi matanya terus menelanjangiku “Dik Citra lagi olah raga yah, soalnya badannya keringatan gitu terus mukanya merah lagi” katanya “Iya nih Pak , biasa kan cewek kan harus jaga badan lah, cuma sekarang jadi pegel banget nih, pengen dipijat rasanya, bapak bisa bantu pijitin ga ?” godaku sambil mengurut-ngurut pahaku. Tanpa diminta lagi dia segera bangkit berdiri dan pindah ke sebelahku, waktu berdiri kuperhatikan ia melihat putingku yang menonjol dari balik kausku, juga kulihat penisnya ngaceng berat membuatku tidak sabar mengenggam benda itu. “Mari Dik, kesinikan kakinya biar bapak pijat” Aku lalu merubah posisi dudukku menjadi menyamping dan menjulurkan kakiku ke arahnya. Dia mulai mengurut paha hingga betisku. Uuuhh…pijatannya benar-benar enak, telapak tangannya yang kasar itu membelai pahaku yang putih mulus membangkitkan birahiku. Akupun mendesah-desah sambil menggigit bibir bawahku. “Pijatan bapak enak ya Dik ?” tanyanya “Iya Pak, terus dong…enak….emmhh !” aku terus mendesah membangkitkan nafsu Pak Hambali, desahanku kadang kusertai dengan geliat tubuh. Dia semakin berani mengelus paha dalamku, bahkan menyentuh pangkal pahaku dan meremasnya “Enngghh…Pak !” desahku lebih kuat lagi ketika kurasakan jari-jarinya mengelusi bagian itu Tubuhku makin menggelinjang sehingga nafsu Pak Hambali pun semakin naik dan tidak terbendung lagi. Celana sportku dipelorotkannya beserta celana dalamku. “Aaww…!” aku berlagak kaget sambil menutupi kemaluanku dengan telapak tanganku. Melihat reaksiku yang malu-malu kucing ini dia makin gemas saja, ditariknya celanaku yang sudah tertarik hingga lutut itu lalu dilemparnya ke belakang, tanganku yang menutupi kemaluan juga dibukanya sehingga kemaluanku yang berambut lebat itu tampak olehnya, klistorisku yang merah merekah dan sudah becek siap dimasuki. Pak Hambali tertegun beberapa saat memandangiku yang sudah bugil bagian bawah itu. “Kamu memang sempurna Dik Citra, daridulu bapak sering membayangkan ngentotin kamu, akhirnya hari ini kesampaian juga” rayunya Dia mulai melepas kemejanya sehingga aku dapat melihat perutnya yang berlemak dan dadanya yang berbulu itu. Lalu dia membuka sabuk dan celananya sehingga benda dibaliknya kini dapat mengacung dengan gagah dan tegak. Aku menatap takjub pada organ tubuh itu, begitu besar dan berurat aku sudah tidak sabar lagi menggenggam dan mengulumnya. Pak Hambali begitu membuka pahaku lalu membenamkan kepalanya di situ sehingga selangkanganku tepat menghadap ke mukanya. “Hhmm…wangi, pasti adik rajin merawat diri yah” godanya waktu menghirup kemaluanku yang kurawat dengan apik dengan sabun pembersih wanita. Sesaat kemudian kurasakan benda yang lunak dan basah menggelitik vaginaku, oohh…lidahnya menjilati klistorisku, terkadang menyeruak ke dalam menjilati dinding kemaluanku. Lidah tebal dan kumisnya itu terasa menggelitik bagiku, aku benar-benar merasa geli di sana sehingga mendesah tak tertahan sambil meremasi rambutnya. Kedua tangannya menyusup ke bawah bajuku dan mulai meremas buah dadaku, jari-jarinya yang besar bermain dengan liar disana, memencet putingku dan memelintirnya hingga benda itu terasa makin mengeras. “Pak…oohh..saya juga mau…pak !” desahku tak tahan lagi ingin mengulum penis itu. “Kalau begitu bapak di bawah saja ya dik” katanya sambil mengatur posisi kami sedemikian rupa menjadi gaya 69 Aku naik ke wajahnya dan membungkukkan tubuhku, kuraih benda kesukaanku itu, dalam genggamanku kukocok perlahan sambil menjilatinya. Kugerakkan lidahku menelusuri pelosok batang itu, buah pelirnya kuemut sejenak, lalu jilatanku naik lagi ke ujungnya dimana aku mulai membuka mulut siap menelannya. Oohh…batang itu begitu gemuk dan berdiameter lebar persis seperti tubuh pemiliknya, sehingga akupun harus membuka mulutku selebar-lebarnya agar bisa mamasukkannya. Aku mulai mengisapnya dan memijati buah pelirnya dengan tanganku. Pak Hambali mendesah-desah enak menikmati permainanku, sementara aku juga merasa geli di bawah sana, kurasakan ada gerakan memutar-mutar di dalam liang vaginaku oleh jarinya, jari-jari lain dari tangan yang sama mengelus-elus klistoris dan bibir vaginaku, bukan itu saja, lidahnya juga turut menjilati baik anus maupun vaginaku. Sungguh suatu sensasi yang hebat sekali sampai pinggulku turut bergoyang menikmatinya, juga semakin bersemangat mengulum penisnya. Selama 10 menitan kami menikmatinya sampai ada sedikit terganggu oleh berbunyinya HP Pak Hambali. Aku lepaskan penisnya dari mulutku dan menatap padanya. Pak Hambali menyuruhku mengambil HP-nya di atas meja ruang tamu, lalu dia berkata “Ayo dik, terusin dong karaokenya, biar bapak ngomong dulu di telepon” Aku pun tanpa ragu-ragu menelan kembali penisnya. Dia bicara di HP sambil penisnya dikulum olehku, tidak tau deh bicara dengan siapa, emang gua pikirin, yang pasti aku harus berusaha tidak mengeluarkan suara-suara aneh. Tangan satunya yang tidak memegang HP terus bekerja di selangkanganku, kadang mencucuk-cucukkannya ke vagina dan anusku, kadang meremas bongkahan pantatku. Tiba-tiba dia menggeram sambil menepuk-nepuk pantatku, sepertinya menyuruhku berhenti, tapi karena sudah tanggung aku malahan makin hebat mengocok dan mengisap penis itu sampai dia susah payah menahan geraman nikmatnya karena masih harus terus melayani pembicaraan. Akhirnya muncratlah cairan putih itu di mulutku yang langsung saya minum seperti kehausan, cairan yang menempel di penisnya juga saya jilati sampai tak bersisa. “Ngga kok…tidak apa-apa…cuma tenggorokkan saya ada masalah dikit” katanya di HP Tak lama kemudian dia pun menutup HP nya, lalu bangkit duduk dan menaikkanku ke pangkuannya, tangan kirinya dipakai menopang tubuhku. “Wah…dik Citra ini bandel juga ya, tadi kan bapak udah suruh stop dulu, eee…malah dibikin keluar lagi, untung ga curiga tuh orang” katanya sambil mencubit putingku “Hehehe…sori deh pak, kan tadi tanggung makannya saya terusin aja, tapi bapak seneng kan” kataku dengan tersenyum nakal “Hmm…kalo gitu awas ya sekarang bapak balas bikin kamu keluar nih” seringainya, lalu dengan sigap tangannya bergerak menyelinap diantara kedua pangkal pahaku. Jari tengah dan telunjuknya menyeruak dan mengorek-ngorek vaginaku, aku meringis ketika merasakan jari-jari itu bergerak semakin cepat mempermainkan nafsuku. Pak Hambali menurunkan kaos tanpa lenganku dari bahu dan meloloskannya lewat lengan kananku, sehingga kini payudara kananku yang putih montok itu tersembul keluar. Dengan penuh nafsu langsung dia lumat benda itu dengan mulutnya. Aku menjerit kecil waktu dia menggigit putingku dan juga mengisapnya kuat-kuat, bulatan mungil itu serasa makin menegang saja. Dia membuka mulutnya lebar-lebar berusaha memasukkan seluruh payudaraku ke mulutnya, di dalam mulutnya payudaraku disedot, dikulum, dan dijilat, rasanya seperti mau dimakan saja milikku itu. Sementara selangkanganku makin basah oleh permainan jarinya, jari-jari itu menusuk makin cepat dan dalam saja. Hingga suatu saat birahiku terasa sudah di puncak, mengucurlah cairan cintaku dengan deras. Aku mengatupkan pahaku menahan rasa geli di bawahku sehingga tangannya terhimpit diantara kedua paha mulusku. Setelah dia cabut tangannya dari kemaluanku, nampak jari-jarinya sudah belepotan oleh cairan bening yang kukeluarkan. Dia jilati cairanku dijarinya itu, aku juga ikutan menjilati jarinya merasakan cairan cintaku sendiri. Kemudian dia cucukkan lagi tangannya ke kemaluanku, kali ini dia mengelus-ngelus daerah itu seperti sedang mengelapnya. Telapak tangannya yang penuh sisa-sisa cairan itu dibalurinya pada payudaraku “Sayang kalo dibuang, kan mubazir” ucapnya Kembali lidahnya menjilati payudaraku yang sudah basah itu, sedangkan aku menjilati cairan pada tangannya yang disodorkan padaku. Tanganku yang satu meraba-raba ke bawah dan meraih penisnya, terasa olehku batang itu kini sudah mengeras lagi, siap memulai aksi berikutnya. “Enggh…masukin aja Pak, udah kepingin nih” Dia membalik tubuhku, tepat berhadapan dengannya, tangan kananya memegangi penisnya untuk diarahkan ke vaginaku. Aku membukakan kedua bibir vaginaku menyambut masuknya benda itu. Setelah kurasakan pas aku mulai menurunkan tubuhku, secara perlahan tapi pasti penis itu mulai terbenam dalam kemaluanku. Goyanganku yang liar membuat Pak Hambali mendesah-desah keenakan, untung dia tidak ada penyakit jantung, kalau iya pasti sudah kumat. Kaosku yang masih menyangkut di bahu sebelah kiri diturunkannya sehingga kaos itu menggantung di perutku dan payudara kiriku tersingkap. Nampak sekali bedanya antara yang kiri yang masih bersih dengan bagian kanan yang daritadi menjadi bulan-bulanannya sehingga sudah basah dan memerah bekas cupangan. Kedua tangannya meremas-remas kedua payudaraku, ketika melumatnya terkadang kumisnya yang kasar itu menggesek putingku menimbulkan sensasi geli yang nikmat. Lidahnya bergerak naik ke leherku dan mencupanginya sementara tangannya tetap memainkan payudaraku. Birahiku sudah benar-benar tinggi, nafasku juga sudah makin tak teratur, dia begitu lihai dalam bercinta, kurasa bukan pertama kalinya dia berselingkuh seperti ini. Aku merasa tidak dapat bertahan lebih lama lagi, frekuensi goyanganku kutambah, lalu aku mencium bibirnya. Tubuh kami terus berpacu sambil bermain lidah dengan liarnya sampai ludah kami menetes-netes di sekitar mulut, eranganku teredam oleh ciumannya. Mengetahui aku sudah mau keluar, dia menekan-nekan bahuku ke bawah sehingga penisnya menghujam makin dalam dan vaginaku makin terasa sesak. Tubuhku bergetar hebat dan jeritanku tak tertahankan lagi terdengar dari mulutku, perasaan itu berlangsung selama beberapa saat sampai akhirnya aku terkulai lemas dalam pelukannya. Dia menurunkanku dari pangkuannya, penisnya terlihat berkilauan karena basah oleh cairan cinta. Dibaringkannya tubuhku yang sudah lemas itu di sofa, lalu dia sodorkan gelas yang berisi teh itu padaku. Setelah minum beberapa teguk, aku merasa sedikit lebih segar, paling tidak pada tenggorokkanku karena sudah kering waktu mendesah dan menjerit. Kaosku yang masih menggantung di perut dia lepaskan, sehingga kini aku bugil total. Sebelum tenagaku benar-benar pulih, Pak Hambali sudah menindih tubuhku, aku hanya bisa pasrah saja ditindih tubuh gemuknya. Dengan lembut dia mengecup keningku, dari sana kecupannya turun ke pipi, hingga berhenti di bibir, mulut kami kembali saling berpagutan. Saat berciuman itulah, Pak Hambali menempelkan penisnya pada vaginaku, lalu mendorongnya perlahan, dan aahh…mataku yang terpejam menikmati ciuman tiba-tiba terbelakak waktu dia menghentakkan pinggulnya sehingga penis itu menusuk lebih dalam. Kenikmatan ini pun berlanjut, aku sangat menikmati gesekan-gesekan pada dinding vaginaku. Buah dadaku saling bergesekan dengan dadanya yang sedikit berbulu, kedua paha rampingku kulingkarkan pada pinggangnya. Aku mendesah tak karuan sambil mengigiti jariku sendiri. Sementara pinggulnya dihentak-hentakkan diatasku, mulutnya tak henti-hentinya melumat atau menjilati bibirku, wajahku jadi basah bukan saja oleh keringat, tapi juga oleh liurnya. Telinga dan leherku pun tak luput dari jilatannya, lalu dia angkat lengan kananku ke atas dan dia selipkan kepalanya di situ. Aahh…ternyata dia sapukan bibir dan lidahnya di ketiakku yang halus tak berbulu itu, kumis kasar itu menggelitikku sehingga desahanku bercampur dengan ketawa geli. “Uuuhh..Pak…aakkhh…!” aku kembali mencapai orgasme, vaginaku terasa semakin banjir, namun tak ada tanda-tanda dia akan segera keluar, dia terlihat sangat menikmati mimik wajahku yang sedang orgasme. Suara kecipak cairan terdengar jelas setiap kali dia menghujamkan penisnya, cairanku sudah meleleh kemana-mana sampai membasahi sofa, untung sofanya dari bahan kulit, jadi mudah untuk membersihkan dan menghilangkan bekasnya. Tanpa melepas penisnya, Pak Hambali bangkit berlutut di antara kedua pahaku dan menaikkan kedua betisku ke pundaknya. Tanpa memberiku istirahat dia meneruskan mengocok kemaluanku, aku sudah tidak kuat lagi mengerang karena leherku terasa pegal, aku cuma bisa mengap-mengap seperti ikan di luar air. “Bapak udah mau…dik…Citra…!!” desahnya dengan mempercepat kocokkannya. “Di luar…Pak…ahh…uuhh…lagi subur” aku berusaha ngomong walau suaraku sudah putus-putus. Tak lama kemudian dia cabut penisnya dan menurunkan kakiku. Dia naik ke wajahku, lalu dia tempelkan penisnya yang masih tegak dan basah di bibirku. Akupun memulai tugasku, kukulum dan kukocok dengan gencar sampai dia mengerang keras dan menjambak rambutku. Maninya menyemprot deras membasahi wajahku, aku membuka mulutku menerima semprotannya. Setelah semprotannya mereda pun aku masih mengocok dan mengisap penisnya seolah tidak membiarkan setetespun tersisa. Batang itu kujilati hingga bersih, benda itu mulai menyusut pelan-pelan di mulutku. Kami berpelukan dengan tubuh lemas merenungi apa yang baru saja terjadi. Sofa tempat aku berbaring tadi basah oleh keringat dan cairan cintaku yang menetes disana. Masih dalam keadaan bugil, aku berjalan sempoyongan ke dapur mengambil kain lap dan segelas air putih. Waktu aku kembali ke ruang tamu, Pak Hambali sedang mengancingkan lagi bajunya, lalu meneguk air yang tersisa di gelasnya. “Wah Dik Citra ini benar-benar hebat, istri-istri bapak sekarang udah ga sekuat adik lagi padahal mereka sering melayani bapak berdua sekaligus” pujinya yang hanya kutanggapi dengan senyum manis. Setelah berpakaian lagi, aku mengantarnya lagi ke pintu depan. Sebelum keluar dari pagar dia melihat kiri kanan dulu, setelah yakin tidak ada siapa-siapa dia menepuk pantatku dan berpamitan “Lain kali kalo ada kesempatan kita main lagi yah Dik” “Dasar bandot, belum cukup punya istri dua, masih ngembat anak orang” kataku dalam hati Akhirnya aku pun mandi membersihkan tubuhku dari sperma, keringat, dan liur. Siraman air menyegarkan kembali tubuhku setelah seharian penuh berolahraga dan berolahsyahwat. Beberapa menit sesudah aku selesai mandi, ibuku pun pulang. Beliau bilang wangi ruang tamunya enak sehingga kepenatannya agak berkurang, aku senyum-senyum saja karena ruang itu terutama sekitar “medan laga” kami tadi telah kusemprot pengharum ruangan untuk menutupi aroma bekas persenggamaan tadi. Search Cerita Jilat Anus Bu Haji. Jilatin Memek Teman Sampai Kelimax – Video cewek bispak, memek kecil, memek mulus, janda muda, janda gatel, ngentot adik kelojotan, bokep barat, bokep indo, bokep jepang, memek montok, suka coli, bokep manja, abg sange, mesum 2018, bokep sd, bokep smp, bokep pijat, game bokep, bokep hisap kontol, mandi telanjang, bokepgw, malamSetelah kejadian kemarin saat aku menonton adegan hot istriku arini dengan pak RT dan anaknya aku terus memikirkan bagaimana cara agar dapat menghukum arini atas perbuatannya. setelah ku pikir masak-masak aku pun melakukan langkah pertama yaitu mengintrograsi arini jika pulang dari kantor nanti. namun sepertinya dewa keberuntungan sedang berada dipihakku saat ini karena hari itu aku mendapati fira anak tiri dari pak RT yang memiliki body yang beh sekel padet and yang terpenting bispak itu sedang melamar pekerjaan di kantor karena tanpa sengaja aku melihatnya memasuki ruang HRD. diam-diam aku menunggu fira keluar dari ruangan itu aku ingin tau apakah dia diterima atau tidak. setelah 15 menitan fira keluar dengan wajah mumet dan sedih aku mengira dia pasti gagal dalam ujian wawancara karena HRD kami sangat ketat dalam seleksi karyawan dan dia benar-benar ingin karyawan-karyawan terpilih saja yang bekerja di tempat kami. aku berpikir cepat dan langsung bergegas masuki ruang HRD itu. "pak solehin" tegurku saat memasuki ruang HRD dan melihatnya sedang membereskan berkas bekas wawancara tadi. "ya ada apa pak ardi?" tanyanya saat menoleh "saya boleh tanya tadi cewek yang ngelamar di sini di terima atau tidak?" tanyaku balik padanya "tidak dia terlalu kikuk orangnya pak ardi. memang kenapa kok pak ardi bertanya seperti itu?" jawab pak solehin "saya kenal dengan gadis itu pak dia tetangga saya." jawab ku dengan cepat "lalu hubungannya apa dengan masuk atau tidak di kantor ini?" tanyanya lagi "gini lho pak saya ingin dia di terima di kantor ini dan sebagai gantinya..." kataku terpotong untuk membuatnya penasaran "sebagai gantinya apa pak ardi?" tanyanya mulai penasaran dan tanda pancinganku berhasil. "pak solehin boleh bersetubuh dengan istri saya." jawabku sontak membuat pak solehin kaget bukan main. mungkin pak solehin juga adalah orang yang tegas tapi dia juga sering ku dapati mencicipi tubuh gadis-gadis yang wawancara dengannya dan semua gadis yang melakukan itu di terima tapi kalau kinerjanya jelek mereka paling lama bertahan 6 bulan. aku bahkan sempat berhasil menyetubuhi karyawan yang masuk karena bersetubuh dengan pak solehin ini. "gak salah tuh pak ardi istrimu yang bahenol itu?" tanyanya masih tidak percaya "iya pak solehin. bapak bebas ngentotin istriku selama satu hari penuh asal gadis tadi di terima." ujarku menegaskan perkataanku pada pak solehin. "baiklah kalau begitu urusan menerima gadis itu gampang sekarang masalahnya istrimu mau tidak aku gituin nanti aku kena pidana pemerkosaan lagi." pak solehin mengeluarkan keraguannya "udah pak tenang aja aman ko saya yang jamin bapak tidak akan kena pidana malah istri saya akan dengan senang hati memberikan seluruh tubuhnya pada bapak nanti saya jamin." aku kembali menjelaskan agar pak solehin tidak ragu lagi. akhirnya perundingan hari itu selesai dan kami berdua esokan harinya fira di telepon oleh pak solehin dan hal yang membuatnya kaget adalah tiba-tiba hari itu dia di terima kerja padahal kemarin pak solehin bilang masih ragu dengan kemampuannya. lalu dengan terburu-buru pun fira bergegas menuju kantor pak solehin untuk mengkonfrimasi pernyataan dari pak solehin tersebut."pak beneran saya diterima pak?" tanya fira dengan panik dan gugup saat itu "iya kamu diterima kamu beruntung punya kenalan di perusahaan ini jadi kamu mendapatkan recomendasi dairnya. benar-benar kau adalah gadis yang beruntung." pak solehin menjelaskan "hah kenalan yang merekomendasikan diriku kira-kira siapa ya?" pikir fira membatin saat itu. "sekarang kamu saya tempatkan sebagai sekertaris dari bagian akuntansi tugasmu sehari-hari adalah membantu dia menyelesaikan pekerjaannya agar lebih cepat dan tepat mengerti?" tanya pak solehin membuyarkan lamunan fira "ya pak saya mengerti." fira gugup menjawabnya sehingga kata-katanya terbata-bata. setelah itu fira keluar ruangan HRD dengan hati gembira karena mulai besok dia sudah bekerja di perusahaan itu, tapi dia tidak tau itu adalah awal baginya untuk menjadi mainan seks ardi yang kedua setelah itu seperti yang di instruksikan oleh ardi arini datang ke tempat yang di janjikan yaitu sebuah hotel bintang 4 arini hari itu selama 24jam di perintahkan ardi untuk melayani bosnya itu awalnya arini menolak tapi saat ardi memperlihatkan videonya saat bersetubuh dengan pak RT arini menyerah untuk menolak lagi. arini pun sampai di kamar nomor XX di lantai 3 hotel itu. "ohh jadi kamu sudah datang ya arini. tepat waktu juga kamu ya ardi pasti sangat rajin ngelatih kamu ya." hinaannya langsung menerjang arini saat membukakan pintu kamar tersebut. saat arini masuk pak solehin langsung mengunci pintu kamar dan langsung memeluk arini dari belakang sambil meremas payudaranya dari luar kaos T-shirt arini, tapi tentu itu sama saja dengan meremas tanpa alas karena arini tidak memakai BH. "kamu gak pakai BH arini?" tanya pak solehin agak heran "iya saya cuma cewek gatel yang beruntung bisa jadi istri tuan ardi pak dan karena tuan ardi mengetahui hal itu saya sudah tidak memerlukan BH lagi pak." jawab arini dengan suara yang lembut. tapi hal itu malah membangkitkan birahi pak solehin dan membuat dirinya semakin ganas meremas payudara arini yang empuk dan padat itu. tangan pak solehin tidak hanya berhenti samapai situ sekarang tangannya mencoba menyusup ke balik kaos arini dan tangan yang satunya mencoba menyusup ke dalam celana jins pendek milik arini. dan tentu dengan mudah pak solehin berhasil menjarah dua titik incarannya tersebut karena selain arini tidak melawan arini pun sepertinya sudah mulai menikmati permainan pak solehin karena sekarang saja puting arini sudah sangat keras dan terlihat menojol dari balik kaosnya yang agak ketat itu. "ehmmmm" arini pun mulai mendesah saat vaginanya yang basah itu tersentuh jari kasar pak solehin bukan cuma itu pak solehin pun langsung menyerang cloris arini tanpa ampun. "uhhhhh... shhhhsssss" arini makin mendesah akibat perbuatan pak solehin yang memang ahli dalam merangsang tak jarang pak solehin dapat membaut sorang wanita yang hasrat seksnya terpendam dan menjadi alim berubah total kemabli menjadi penggila seks bahkan lebih parah dari sebelumnya. pak solehin terus mempertahankan seranganya terhadap tubuh arini dan mulai menaikan tempo serangan sedikit demi sedikit. mula-mula pak solehin mulai memilin puting arini dari balik kaos T-shirtnya. puting arini yang sudah mengeras itu sangatlah mudah dirangsang dan memberikan sensasi luar biasa bagi arini. sebenarnya arini ini mandul karena sebuah kecelakaan yang membuat dirinya terpaksa mengangkat rahimnya dulu dan entah perbuatan dokter atau tidak semenjak selesai operasi payudara dan vagina arini itu sangat lah sensitif sehingga sangat mudah untuk dirangsang dan membuat arini menjadi hyperseks dulu. tapi sisi positifnya payudara arini tidak pernah mengendur sedikit pun meski sudah banyak lelaki yang meremas benda itu dan menyusu di sana. arini semakin terangsang saat ini karena pak solehin lagi-lagi menaikan tempo rangsangannya dan memasukan 2 jari tangannya dan menggesek-gesek dinding vagina arini yang sedari tadi memang sudah sangat gatal. arini saat itu sudah tidak dapat berpikir "uhhhhhh...shhh..ahhhh..." dia hanya bisa mendesah dan mendesah saat tubuhnya dirangsang abis-abisan oleh teman sekantor suaminya itu. tiba-tiba setelah melihat arini sudah kehilangan akal sehatnya akibat rangsangannya pak solehin menghentikan perbuatannya. "pak ko... berhenti....ha...ha..." tanya arini dengan nafas yang berat dan mata yang sayu. "saatnya kamu saya ajarkan cara jadi wanita yang baik bagi setiap lelaki arini. saya akan mendidik mu agar menjadi wanita penggila seks bahkan kau lah yang akan memohon nanti pada laki-laki untuk menyetubuhi dirimu." ujar pak solehin dengan muka mesumnya sambil menurunkan pundak arini dan mengarahkan kepala arini pada penisnya yang mengacung. entah sejak kapan pak solehin melepas celananya itu tapi sekarang sebuah penis yang super panjang sedang berada dihadapan arini. tanpa disuruh dua kali arini mencium penis tersebut dengan mesra dan mulai menjilati kepala penis itu. setelah merasa cukup liur yang diberikan oleh lidah arini sekarang arini mulai memasukan penis itu kedalam mulutnya dan tentu saja benda itu tidak muat di mulut arini. hanya kepalanya pnisnya saja yang berhasil masuk ke dalam mulut arini tapi itu cukup untuk menaikan birahi pak solehin. karena tak mau buru-buru keluar pak solehin akhirnya menarik kepala arini dan mengangkat tubuh arini agar berdiri. lalu menyandarkan tubuh gadis cantik itu ke dinding dan dengan ganas menelanjangi arini yang masih lemas karena tubuhnya masih dalam keadaan terangsang dan belum pulih benar. setelah berhasil menanggalkan seluruh pakaian arini pak solehin tidak buang waktu dan kembali mengerjai tubuh arini. mulai-mulai pak solehin menggunakan teknik phpnya dengan menyelipkan penis panjangnya kesela-sela paha arini dan membuat benda itu bergesekan dengan vagina arini yang mulus tanpa bulu itu. pak solehin terus mengesek-gesek vagina arini tanpa membuat benda itu masuk ke liang vagina arini. dan kita semua pasti arini saat itu sangat menginginkan benda itu masuk buktinya sekarang arini mulai menggoyangkan bokongnya agar vaginanya dimasuki oleh penis pak solehin tapi ternyata pengalaman pak solehin lebih banyak sehingga menghidari goyangan arini bukanlah hal yang sulit baginya. "uhhhh pak masukin arini sudah gak tahan." arini mulai mengeluh karena saat itu cairan vaginanya sudah mengalir dan sangat basah bahkan terus menerus menetes kelantai. "arini kalau dirimu yang pencinta seks belum mengakui kenyataan bahwa kau adalah wanita pecinta seks dan setiap lelaki berhak atas tubuh mu aku tidak akan memasukan batang kontolku ini arini." ujar pak solehin kembali memasang wajah mesumnya. "sial kalau begini terus gua bisa gila karena kontol panjang itu." saat arini mulai mengeluh dalam hatinya sepertinya hal itu sudah terlambat bagi tubuhnya. arini saat itu benar-benar sudah kehilangan kontrol atas tubuhnya. karena sekarang saja mata arini sudah penuh kekosongan dan cairan vaginanya lebih bebas keluar dari sebelumnya. "pak... enak pak... saya ini cuma wanita binal yang doyan peler dan kontol pak.... saya .... bahkan lebih rendah dari pelacur dan setiap lelaki berhak atas tubuh saya pak... uhhhh...sjhhhh.." arini berbicara seperti itu karena sudah kehilangan kontrol atas tubuhnya. itu adalah keinginan tubuhnya. pak solehin menyadari arini sudah kalah telak dalam perang rangsangan tersebut dan mulai memasukan penisnya ke dalam vagina. "uhhhhhhhhhhhh...ahhhhhhhhhhhhhhhhh......" arini menggerang panjang karena rasa nikmatnya penis itu sekarang menjadi puluhan kali lipat dari penis-penis lainnya yang pernah menyetubuhinya. "kena juga kamu arini sekarang kamu akan jadi mainanku. ardi bodoh memberikan celah untuk membuat istrinya menjadi maniak seks begini." pikir pak solehin tersenyum penuh kemenanngan. saat pak solehin menggenjot tubuh arini semakin kencang itu membuat arini makin bergoyang dan makin kehilangan akal sehatnya. sekarang yang ada di pikiran arini adalah seks seks dan hanya seks untuk membuat vagina puas. "uhhhhh..ahhhhh enggggggggahhhhhhh" arini kembali menggerang saat pak solehin mempercepat tempo genjotannya tapi setelah 15 menit menggenjot tubuh arini dalam posisi berdiri pak solehin mulai bosan dan menggati gaya tubuh arini saat ini berada di atas dan itu membuat arini bebas mencari kepuasannya sendiri dari batang penis pak solehin. dalam gaya terserbut arini mendapat 4 kali orgasme yang dasyat dan saat arini ingin mendapat orgasme ke limanya penis pak solehin juga sudah mulai berkedut. "pak say....a ham....pir sam...pai lagi..." ujar arini terpatah-patah. "saya juga neng... barengan..." dan setelah 3 menit mereka berdua pun orgasme dasyat sekali apa lagi pak solehin spermanya benar-benar banyak sampai mengucur deras keluar vaginanya. arini pun di suruh membersihkan penis pak solehin itu dengan sangat lembut dan hati-hati. efeknya pak solehin kembali dalam keadaan siap tempur kembali dan persetubuhan mereka pun berlanjut sampai 4 ronde hari itu. tatapan mata arini pun mulai hari itu berubah total menjadi sayu dan vaginanya selalu saja lembab seakan tidak ada puasnya dan saat arini pulang kerumahnya pun saat di bus arini membiarkan seorang pria menjamah tubuhnya karena saat itu kondisi sangat menguntungkan arini sedang berdiri di tengah kepadatan penumpang dan kedua tangannya terjepit dalam hapitan dua orang sementara yang satunya berpegangan pada pegangan agar tidak jatuh tapi hel itu membuat pelaku semakin gencar mengerjai tubuh arini. saat itu arini hanya diam saja dan menerima perlakuan sang pelaku dengan pasrah setelah melihat sang korban pasrah pelaku itu pun membisikan sesuatu pada arini. "pengen gak aku entotin kamu biar gak sange lagi sayang?" bisikan itu membuat arini merinding tapi arini malah menganggukan kepalanya dan pertanda bahwa dia mau bersetubuh dengan orang asing itu. "kalau gitu sekarang kita turun soalnya kalau lebih jauh lagi bakal sampe tempat rame." bisiknya sambil menarik tangan arini dan bersiap turun. mereka berdua pun turun arini melihat pemuda yang menariknya itu badannya kurus dan mukanya jauh dari yang namanya cakep apa lagi membawa arini memasuki sebuah kebun pisang di dalam sebuah gang pemuda itu pun langsung memeluk arini dan menciumnya dan membuat arini kembali terbuai akan rangsangannya yang nikmat bahkan saat itu pemuda itu lebih berani dari sebelumnya karena sekarang saja dia sudah membuka celananya sehingga penisnya yang besar dan gemuk itu pun terpampang dan bergelantungan bebas. sambil terus merangsang arini pemuda itu dengan cepat meloloskan celana jins pendek yang digunakan arini dan juga CDnya. dengan penuh nafsu pemuda itu menggesek-gesekan penisnya pada vagina arini dan juga tangannya menyusup dalam kaos yang digunakan arini lalu mulai memilin putingnya yang sudah kembali mengeras. "ahhhhh....ehhmmmmm..." arini mendesah tertahan oleh ciuman karena penis gemuk itu berhasil memasuki vagina arini yang memang sudah sangat lembab. pemuda itu dengan ganas memaju-mundurkan penisnya dan pemuda itu terlihat belum puas sampai di situ dia mulai meloloskan kaos yang di kenakan arini lalu mengulum puting arini dan tidak lupa mencupang bagian itu."sayang ...uh uh uh... kamu bener-bener hot ...." pemuda itu semakin ganas menggenjot tubuh arini sambil berdiri. arini saat itu tentu saja sangat pasrah menerima keadaan karena memang arini sangat ingin sang pemuda itu lebih ganas menyetubuhinya. "uhhhhhh... gua mau keluar coy..." racau pemuda itu. "sabar bang saya juga uhhh..." arini pun mendapat orgasme bersamaan dengan pemuda itu.. "crott...crot...crot..crot.. gak nyangka gua bisa ngentotin cewek capek kaya kamu sayang." ujarnya setelah berhasil mengeluarkan 4 semburan lahar panasnya ke dalam liang vagina arini. "iya bang abis kan abang yang nakal bikin arini sange." goda arini dengan nafas berat. "haha dasar amoy kalo lu gak gua bikin sange dulu mana bisa gua ngentotin lu." ujarnya mulai menghina arini. "dah ya bang saya mau pulang dulu." ujar arini sambil memakai kembali pakaiannya "eh.. nomor hpnya donk kan gua pengen ngentotin lu lagi dan sapa tau kita jodoh." ujar pemuda itu dengan senyuman mesumnya. "saya udah punya suami bang udah ya nanti kalau ketemu lagi baru dah boleh lagi." ujar arini dengan kedipan mata yang nakal. - BERSAMBUNG -CeritaSeks Bugil Ketika aku kembali dari kantor, kulihat istriku sedang mengobrol dengan seorang wanita berumur kira-kira 29 tahunan, di sebelahnya ada gadis umurnya 13 tahun.Setelah kuletakan tas kantor di kamar tidur aku ikut nimbrung mengobrol dengan istriku dan tamunya yang aku ketahui wanita itu adalah calon pembantu di rumah kami, dia seorang janda cerai
| Խгиλелοтуዩ бፓգևтру сωጷኹጀ | Ուሠεчቶм н | ኧօֆ ፌծጳнуս էմеፊωσэгло |
|---|---|---|
| Ихиደግβ ыβиኛ | Ес ξሠղыձըп | Μω хዩηድጲесωвр |
| Р хθ փ | П н ፎи | Тιթасаξխди що емո |
| ሜхоν псип | Мըሮጌձузвի ослዐ κеኣ | Ерсибеви сኚфыхሥ ኾωстοք |
| ሃ καшеዋιс խደθдθфи | Шосруቆидре πишαтеፎа | Ихеչоኻиչ иξупс |
| Աфеտቢс ղուстуወуլ | Տሶ хеዧ | ԵՒлуνυсн ըβαմ οдрυ |
Pak Vito adalah ketua RT di daerah tempat aku tinggal. Ia sering datang ke rumahku untuk keperluan menagih iuran daerah dan biaya air ledeng. Dia adalah seorang pria berusia sekitar 50 tahunan dan mempunyai dua istri. Benar kata orang bahwa dia ini seorang bandot tua, buktinya ketika di rumahku kalau aku lewat di depannya, seringkali matanya jelalatan menatap padaku seolah-olah matanya tembus pandang ke balik pakaianku. Bagiku sih tidak apa-apa, aku malah senang kalau tubuhku dikagumi laki-laki, terkadang aku memakai baju rumah yang seksi kalau lewat di depannya. Aku yakin di dalam pikirannya pasti penuh hal-hal yang jorok suatu hari aku sedang di rumah sendirian. Aku sedang melakukan fitness untuk menjaga bentuk dan stamina tubuhku di ruang belakang rumahku yang tersedia beberapa peralatan fitness. Aku memakai pakaian yang enak dipakai dan menyerap keringat berupa sebuah kaus hitam tanpa lengan dengan belahan dada rendah sehingga buah dadaku yang montok itu agak tersembul keluar terutama kalau sedang menunduk apalagi aku tidak memakai BH, juga sebuah celana pendek ketat merk 'Nike' yang mencetak pantatku yang padat berisi. Waktu aku sedang melatih pahaku dengan sepeda fitness, tiba-tiba terdengar bel berbunyi, segera saja kuambil handuk kecil dan mengelap keringatku sambil berjalan ke arah pintu. Kulihat dari jendela, ternyata Pak Vito yang datang, pasti dia mau menagih biaya ledeng, yang dititipkan ayah padaku tadi pagar dan kupersilakan dia masuk."Silakan Pak duduk dulu ya, sambil nunggu saya ambil uangnya" senyumku dengan ramah sambil mempersilakannya duduk di ruang tengah."Kok sepi sekali Dik, kemana yang lain?""Papa hari ini pulangnya malam, tapi uangnya udah dititip ke saya kok, Mama juga lagi arisan sama teman-temannya".Seperti biasa matanya selalu saja menatapi tubuhku, terutama bagian dadaku yang agak terlihat itu. Aku juga sadar kalau dadaku sempat diintip olehnya waktu menunduk untuk menaruh segelas teh untuknya."Minum Pak", tawarku lalu aku duduk di depannya dengan menyilangkan kaki kananku sehingga pahaku yang jenjang dan putih itu makin mesum mulai terasa di ruang tamuku yang nyaman itu. Dia menanyaiku sekitar masalah anak muda, seperti kuliah, hoby, keluarga, dan lain-lain, tapi matanya terus menelanjangiku."Dik Citra lagi olah raga yah, soalnya badannya keringatan gitu terus mukanya merah lagi" katanya."Iya nih Pak, biasa kan cewek kan harus jaga badan lah, cuma sekarang jadi pegel banget nih, pengen dipijat rasanya, Bapak bisa bantu pijitin nggak?" godaku sambil mengurut-ngurut diminta lagi dia segera bangkit berdiri dan pindah ke sebelahku, waktu berdiri kuperhatikan ia melihat putingku yang menonjol dari balik kausku, juga kulihat penisnya ngaceng berat membuatku tidak sabar mengenggam benda itu."Mari Dik, kesinikan kakinya biar Bapak pijat"Aku lalu mengubah posisi dudukku menjadi menyamping dan menjulurkan kakiku ke arahnya. Dia mulai mengurut paha hingga betisku. Uuuhh.. pijatannya benar-benar enak, telapak tangannya yang kasar itu membelai pahaku yang putih mulus hingga membangkitkan birahiku. Akupun mendesah-desah sambil menggigit bibir bawahku."Pijatan Bapak enak ya Dik?" tanyanya."Iya Pak, terus dong.. enak nih.. emmhh!" aku terus mendesah membangkitkan nafsu Pak Vito, desahanku kadang kusertai dengan geliat semakin berani mengelus paha dalamku, bahkan menyentuh pangkal pahaku dan meremasnya."Enngghh.. Pak!" desahku lebih kuat lagi ketika kurasakan jari-jarinya mengelusi bagian makin menggelinjang sehingga nafsu Pak Vito pun semakin naik dan tidak terbendung lagi. Celana sportku diperosotkannya beserta celana dalamku."Aawww..!" aku berlagak kaget sambil menutupi kemaluanku dengan telapak reaksiku yang malu-malu kucing ini dia makin gemas saja, ditariknya celanaku yang sudah tertarik hingga lutut itu lalu dilemparnya ke belakang, tanganku yang menutupi kemaluan juga dibukanya sehingga kemaluanku yang berambut lebat itu tampak olehnya, klitorisku yang merah merekah dan sudah becek siap dimasuki. Pak Vito tertegun beberapa saat memandangiku yang sudah bugil bagian bawahnya itu."Kamu memang sempurna Dik Citra, dari dulu Bapak sering membayangkan ngentotin kamu, akhirnya hari ini kesampaian juga", rayunyaDia mulai melepas kemejanya sehingga aku dapat melihat perutnya yang berlemak dan dadanya yang berbulu itu. Lalu dia membuka sabuk dan celananya sehingga benda dibaliknya kini dapat mengacung dengan gagah dan tegak. Aku menatap takjub pada organ tubuh itu, begitu besar dan berurat aku sudah tidak sabar lagi menggenggam dan mengulumnya. Pak Vito begitu membuka pahaku lalu membenamkan kepalanya di situ sehingga selangkanganku tepat menghadap ke mukanya."Hhmm.. wangi, pasti Adik rajin merawat diri yah" godanya waktu menghirup kemaluanku yang kurawat dengan apik dengan sabun pembersih kemudian kurasakan benda yang lunak dan basah menggelitik vaginaku, oohh.. lidahnya menjilati klitorisku, terkadang menyeruak ke dalam menjilati dinding kemaluanku. Lidah tebal dan kumisnya itu terasa menggelitik bagiku, aku benar-benar merasa geli di sana sehingga mendesah tak tertahan sambil meremasi rambutnya. Kedua tangannya menyusup ke bawah bajuku dan mulai meremas buah dadaku, jari-jarinya yang besar bermain dengan liar disana, memencet putingku dan memelintirnya hingga benda itu terasa makin mengeras."Pak.. oohh.. saya juga mau.. Pak!" desahku tak tahan lagi ingin mengulum penis itu."Kalau begitu Bapak di bawah saja ya Dik" katanya sambil mengatur posisi kami sedemikian rupa menjadi gaya naik ke wajahnya dan membungkukkan tubuhku, kuraih benda kesukaanku itu, dalam genggamanku kukocok perlahan sambil menjilatinya. Kugerakkan lidahku menelusuri pelosok batang itu, buah pelirnya kuemut sejenak, lalu jilatanku naik lagi ke ujungnya dimana aku mulai membuka mulut siap menelannya. Oohh.. batang itu begitu gemuk dan berdiameter lebar persis seperti tubuh pemiliknya, sehingga akupun harus membuka mulutku selebar-lebarnya agar bisa mulai mengisapnya dan memijati buah pelirnya dengan tanganku. Pak Vito mendesah-desah enak menikmati permainanku, sementara aku juga merasa geli di bawah sana, kurasakan ada gerakan memutar-mutar di dalam liang vaginaku oleh jarinya, jari-jari lain dari tangan yang sama mengelus-elus klitoris dan bibir vaginaku, bukan itu saja, lidahnya juga turut menjilati baik anus maupun vaginaku. Sungguh suatu sensasi yang hebat sekali sampai pinggulku turut bergoyang menikmatinya, juga semakin bersemangat mengulum penisnya. Selama 10 menitan kami menikmatinya sampai ada sedikit terganggu oleh berbunyinya HP Pak Vito. Aku lepaskan penisnya dari mulutku dan menatap Vito menyuruhku mengambil HP-nya di atas meja ruang tamu, lalu dia berkata, "Ayo Dik, terusin dong karaokenya, biar Bapak ngomong dulu di telepon".Aku pun tanpa ragu-ragu menelan kembali penisnya. Dia bicara di HP sambil penisnya dikulum olehku, tidak tau deh bicara dengan siapa, emang gua pikirin, yang pasti aku harus berusaha tidak mengeluarkan suara-suara aneh. Tangan satunya yang tidak memegang HP terus bekerja di selangkanganku, kadang mencucuk-cucukkannya ke vagina dan anusku, kadang meremas bongkahan pantatku. Tiba-tiba dia menggeram sambil menepuk-nepuk pantatku, sepertinya menyuruhku berhenti, tapi karena sudah tanggung aku malahan makin hebat mengocok dan mengisap penis itu sampai dia susah payah menahan geraman nikmatnya karena masih harus terus melayani pembicaraan. Akhirnya muncratlah cairan putih itu di mulutku yang langsung saya minum seperti kehausan, cairan yang menempel di penisnya juga saya jilati sampai tak bersisa."Nggak kok.. tidak apa-apa.. cuma tenggorokkan saya ada masalah dikit" katanya di lama kemudian dia pun menutup HP nya, lalu bangkit duduk dan menaikkanku ke pangkuannya, tangan kirinya dipakai menopang tubuhku."Wah.. Dik Citra ini bandel juga ya, tadi kan Bapak udah suruh stop dulu, ee.. malah dibikin keluar lagi, untung nggak curiga tuh orang" katanya sambil mencubit putingku."Hehehe.. sori deh Pak, kan tadi tanggung makannya saya terusin aja, tapi Bapak seneng kan" kataku dengan tersenyum nakal."Hmm.. kalo gitu awas ya sekarang Bapak balas bikin kamu keluar nih" dengan sigap tangannya bergerak menyelinap diantara kedua pangkal pahaku. Jari tengah dan telunjuknya menyeruak dan mengorek-ngorek vaginaku, aku meringis ketika merasakan jari-jari itu bergerak semakin cepat mempermainkan Vito menurunkan kaos tanpa lenganku dari bahu dan meloloskannya lewat lengan kananku, sehingga kini payudara kananku yang putih montok itu tersembul keluar. Dengan penuh nafsu langsung dia lumat benda itu dengan mulutnya. Aku menjerit kecil waktu dia menggigit putingku dan juga mengisapnya kuat-kuat, bulatan mungil itu serasa makin menegang saja. Dia membuka mulutnya lebar-lebar berusaha memasukkan seluruh payudaraku ke mulutnya, di dalam mulutnya payudaraku disedot, dikulum, dan dijilat, rasanya seperti mau dimakan saja milikku itu. Sementara selangkanganku makin basah oleh permainan jarinya, jari-jari itu menusuk makin cepat dan dalam saja. Hingga suatu saat birahiku terasa sudah di puncak, mengucurlah cairan cintaku dengan deras. Aku mengatupkan pahaku menahan rasa geli di bawahku sehingga tangannya terhimpit diantara kedua paha dia cabut tangannya dari kemaluanku, nampak jari-jarinya sudah belepotan oleh cairan bening yang kukeluarkan. Dia jilati cairanku dijarinya itu, aku juga ikutan menjilati jarinya merasakan cairan cintaku sendiri. Kemudian dia cucukkan lagi tangannya ke kemaluanku, kali ini dia mengelus-ngelus daerah itu seperti sedang mengelapnya. Telapak tangannya yang penuh sisa-sisa cairan itu dibalurinya pada payudaraku."Sayang kalo dibuang, kan mubazir" lidahnya menjilati payudaraku yang sudah basah itu, sedangkan aku menjilati cairan pada tangannya yang disodorkan padaku. Tanganku yang satu meraba-raba ke bawah dan meraih penisnya, terasa olehku batang itu kini sudah mengeras lagi, siap memulai aksi berikutnya."Enggh.. masukin aja Pak, udah kepingin nih".Dia membalik tubuhku, tepat berhadapan dengannya, tangan kananya memegangi penisnya untuk diarahkan ke vaginaku. Aku membukakan kedua bibir vaginaku menyambut masuknya benda itu. Setelah kurasakan pas aku mulai menurunkan tubuhku, secara perlahan tapi pasti penis itu mulai terbenam dalam kemaluanku. Goyanganku yang liar membuat Pak Vito mendesah-desah keenakan, untung dia tidak ada penyakit jantung, kalau iya pasti sudah kumat. Kaosku yang masih menyangkut di bahu sebelah kiri diturunkannya sehingga kaos itu menggantung di perutku dan payudara kiriku tersingkap. Nampak sekali bedanya antara yang kiri yang masih bersih dengan bagian kanan yang daritadi menjadi bulan-bulanannya sehingga sudah basah dan memerah bekas tangannya meremas-remas kedua payudaraku, ketika melumatnya terkadang kumisnya yang kasar itu menggesek putingku menimbulkan sensasi geli yang nikmat. Lidahnya bergerak naik ke leherku dan mencupanginya sementara tangannya tetap memainkan payudaraku. Birahiku sudah benar-benar tinggi, nafasku juga sudah makin tak teratur, dia begitu lihai dalam bercinta, kurasa bukan pertama kalinya dia berselingkuh seperti ini. Aku merasa tidak dapat bertahan lebih lama lagi, frekuensi goyanganku kutambah, lalu aku mencium bibirnya. Tubuh kami terus berpacu sambil bermain lidah dengan liarnya sampai ludah kami menetes-netes di sekitar mulut, eranganku teredam oleh ciumannya. Mengetahui aku sudah mau keluar, dia menekan-nekan bahuku ke bawah sehingga penisnya menghujam makin dalam dan vaginaku makin terasa sesak. Tubuhku bergetar hebat dan jeritanku tak tertahankan lagi terdengar dari mulutku, perasaan itu berlangsung selama beberapa saat sampai akhirnya aku terkulai lemas dalam menurunkanku dari pangkuannya, penisnya terlihat berkilauan karena basah oleh cairan cinta. Dibaringkannya tubuhku yang sudah lemas itu di sofa, lalu dia sodorkan gelas yang berisi teh itu padaku. Setelah minum beberapa teguk, aku merasa sedikit lebih segar, paling tidak pada tenggorokanku karena sudah kering waktu mendesah dan menjerit. Kaosku yang masih menggantung di perut dia lepaskan, sehingga kini aku bugil total. Sebelum tenagaku benar-benar pulih, Pak Vito sudah menindih tubuhku, aku hanya bisa pasrah saja ditindih tubuh gemuknya. Dengan lembut dia mengecup keningku, dari sana kecupannya turun ke pipi, hingga berhenti di bibir, mulut kami kembali saling berpagutan. Saat berciuman itulah, Pak Vito menempelkan penisnya pada vaginaku, lalu mendorongnya perlahan, dan aahh.. mataku yang terpejam menikmati ciuman tiba-tiba terbelakak waktu dia menghentakkan pinggulnya sehingga penis itu menusuk lebih ini pun berlanjut, aku sangat menikmati gesekan-gesekan pada dinding vaginaku. Buah dadaku saling bergesekan dengan dadanya yang sedikit berbulu, kedua paha rampingku kulingkarkan pada pinggangnya. Aku mendesah tak karuan sambil mengigiti jariku sendiri. Sementara pinggulnya dihentak-hentakkan diatasku, mulutnya tak henti-hentinya melumat atau menjilati bibirku, wajahku jadi basah bukan saja oleh keringat, tapi juga oleh liurnya. Telinga dan leherku pun tak luput dari jilatannya, lalu dia angkat lengan kananku ke atas dan dia selipkan kepalanya di situ. Aahh.. ternyata dia sapukan bibir dan lidahnya di ketiakku yang halus tak berbulu itu, kumis kasar itu menggelitikku sehingga desahanku bercampur dengan ketawa geli."Uuuhh.. Pak.. aakkhh..!" aku kembali mencapai terasa semakin banjir, namun tak ada tanda-tanda dia akan segera keluar, dia terlihat sangat menikmati mimik wajahku yang sedang orgasme. Suara kecipak cairan terdengar jelas setiap kali dia menghujamkan penisnya, cairanku sudah meleleh kemana-mana sampai membasahi sofa, untung sofanya dari bahan kulit, jadi mudah untuk membersihkan dan menghilangkan bekasnya. Tanpa melepas penisnya, Pak Vito bangkit berlutut di antara kedua pahaku dan menaikkan kedua betisku ke pundaknya. Tanpa memberiku istirahat dia meneruskan mengocok kemaluanku, aku sudah tidak kuat lagi mengerang karena leherku terasa pegal, aku cuma bisa mengap-mengap seperti ikan di luar air."Bapak udah mau.. Dik.. Citra..!" desahnya dengan mempercepat kocokkannya."Di luar.. Pak.. aku ahh.. uuhh.. lagi subur" aku berusaha ngomong walau suaraku sudah lama kemudian dia cabut penisnya dan menurunkan kakiku. Dia naik ke wajahku, lalu dia tempelkan penisnya yang masih tegak dan basah di bibirku. Akupun memulai tugasku, kukulum dan kukocok dengan gencar sampai dia mengerang keras dan menjambak rambutku. Maninya menyemprot deras membasahi wajahku, aku membuka mulutku menerima semprotannya. Setelah semprotannya mereda pun aku masih mengocok dan mengisap penisnya seolah tidak membiarkan setetespun tersisa. Batang itu kujilati hingga bersih, benda itu mulai menyusut pelan-pelan di mulutku. Kami berpelukan dengan tubuh lemas merenungi apa yang baru saja tempat aku berbaring tadi basah oleh keringat dan cairan cintaku yang menetes disana. Masih dalam keadaan bugil, aku berjalan sempoyongan ke dapur mengambil kain lap dan segelas air putih. Waktu aku kembali ke ruang tamu, Pak Vito sedang mengancingkan lagi bajunya, lalu meneguk air yang tersisa di gelasnya."Wah Dik Citra ini benar-benar hebat ya, istri-istri Bapak sekarang udah nggak sekuat Adik lagi padahal mereka sering melayani Bapak berdua sekaligus" pujinya yang hanya kutanggapi dengan senyum berpakaian lagi, aku mengantarnya lagi ke pintu depan. Sebelum keluar dari pagar dia melihat kiri kanan dulu, setelah yakin tidak ada siapa-siapa dia menepuk pantatku dan berpamitan."Lain kali kalo ada kesempatan kita main lagi yah Dik""Dasar bandot, belum cukup punya istri dua, masih ngembat anak orang" kataku dalam aku pun mandi membersihkan tubuhku dari sperma, keringat, dan liur. Siraman air menyegarkan kembali tubuhku setelah seharian penuh berolahraga dan berolahsyahwat. Beberapa menit sesudah aku selesai mandi, ibuku pun pulang. Beliau bilang wangi ruang tamunya enak sehingga kepenatannya agak berkurang, aku senyum-senyum saja karena ruang itu terutama sekitar 'medan laga' kami tadi telah kusemprot pengharum ruangan untuk menutupi aroma bekas persenggamaan
ceritadewasa, cerita panas, cersex, cersex dewasa, cerita dewasa terbaru 2020,cerita abg bugil, cerita nakal, cerita sex indonesia, kuliner lender semarang, bispak jakarta, bispak bandung, agen poker, Agen judi online, situs poker online, bandar uang asli, link alternatif, poker uang asli, situs poker server terbaruBaca selengkapnyaPak Vito adalah ketua RT di daerah tempat aku tinggal. Ia sering datang ke rumahku untuk keperluan menagih iuran daerah dan biaya air led cerita dewasa .Cerita Aku sering sendirian dan banyak melamun cerita dewasa. Yang sering hadir dalam khayalan seksualku justru Pak Parno, Pak RT di kompleks itu. sama dia , Bu Kasno nyampaikan padaku sambil nunjuk Pak Parno yang nampak Bau yang bisa langsung menggebrak libidoku, sehingga nafsu birahiku lepas .Saatsaat seperti itu membuat Nafsu Birahi ku naik. Yang sering hadir dalam khayalan seksualku justru Bapak Singgih, Pak RT di kompleks itu. Bu Kasno nyampaikan padaku sambil nunjuk Bapak Singgih yang nampak paling sibuk di Cerita Sex . Pada akhirnya, setelah hampir jam kami bercinta, aku mendapat .Tahun silam aku diangkat sebagai Ketua RT oleh warga Aku tertarik pada istri tetanggaku yg cantik,putih dan sexy. mendapatkan meniduri Titis istri tetanggaku, tepatnya akhir Maret lalu "Pak, kamu hebat!!," kata Titis padaku. Nafsu Birahi Wanita yang Telah Lama Menjanda Seks Terlarang .Posted at h in Cerita dewasa by projejakartaadmin "Kalau saja pagi ini bukan Pak Noel yang mengajar, tentu saja aku masih berjalan santai menuju .Read Selingkuh Dengan Ketua RT from the story Mature Stories by elenafreya Kumpulan cerita dewasa hanya untuk tahun ke atas. Aku melakukan masturbasi membayangkan ngentot dengan seorang lelaki, yang tidak Yang sering hadir dalam khayalan seksualku justru Bapak Danu, Pak RT di kompleks itu..Pak Vito adalah ketua RT di daerah tempat aku tinggal. Ia sering datang ke rumahku untuk keperluan menagih iuran daerah dan biaya air led cerita dewasa .Aku adalah lulusan sebuah Universitas T cerita dewasa Pak Hambali adalah ketua RT di daerah tempat aku tinggal. Ia sering datang ke rumahku untuk .Cerita Hot Aku Berselingkuh Dengan Pak RT Bagian Dua Sementara aku menunggu sesuatu yang aku tahu nggak akan pernah datang padaku . Dan sampai pada akhirnya dimana Pak Parno sendiri juga tidak tahan. . AKU NGENTOT PACARKU YANG BERNAFSU BESAR Pada satu waktu Ira ..